Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris
perception berasal dari bahasa Latin perception: dari percipere, yang artinya
menerima atau mengambil. Persepsi dalam arti sempit ialah
penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978).
penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978).
Menurut Yusuf (1991:108) menyebut persepsi sebagai
“pemaknaan hasil pengamatan”. Bagi Atkinson, persepsi adalah proses saat kita
mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Menurut
Verbeek, persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara
langsung dapat mengenal dunia riil yang fisik.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti
begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya
merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari
proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari
proses persepsi.
Definisi lainpun menyebutkan, bahwa persepsi adalah
membedakan, mengelompokkan, dan memfokuskan perhatian terhadap suatu objek
rangsang. Dalam proses pengelompokkan dan membedakan ini persepsi melibatkan
proses interpretasi (penafsiran) berdasarkan pengalaman terhadap suatu objek.
Pareek memberikan definisi yang lebih luas, yaitu persepsi dapat didefinisikan
sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji,
dan memberikan reaksi kepada rangsangan pencaindra atau data.
Dalam persepsi stimulus dapat dating dari luar, tetapi juga
dapat dating dalam diri individu sendiri. Namun demikian sebagian terbesar
stimulus dating dari luar individu yang bersangkutan. Sekalipun persepsi dapat
melalui macam-macam alat indera yang ada pada diri individu, tetapi sebagian
besar persepsi melalui alat indera penglihatan. Karena itulah banyak penelitian
mengenai persepsi adalah persepsi yang berkaitan dengan alat penglihatan.
Dari beberapa pengertian persepsi, disimpulkan
bahwa persepsi merupakan suatu proses psikologi yang didahului oleh
penginderaan berupa pengamatan, pengingat dan pengidentifikasian suatu objek.
Agar individu dapat menyadari dan mengadakan persepsi, maka ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi, yaitu: a) adanya obyek atau stimulus yang dipersepsikan,
b) adanya alat indera/ reseptor, c) adanya perhatian.
Proses Persepsi
Alport (dalam Mar’at, 1991) proses
persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman,
cakrawala, dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan
memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera,
sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang
ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam
menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu
terhadap objek yang ada.
Walgito (dalam Hamka, 2002)
menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam
tahap-tahap berikut:
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang
dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses
ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
2. Tahap kedua, merupakan tahap yang
dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang
diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang
dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran
individu tentang stimulus yang diterima reseptor.
4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang
diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa
proses persepsi melalui tiga tahap, yaitu:
1. Tahap penerimaan stimulus, baik
stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia, yang dalam
proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus
yang ada.
2. Tahap pengolahan stimulus sosial
melalui proses seleksi serta pengorganisasian informasi.
Tahap perubahan stimulus yang diterima individu
dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh
pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.
Ciri-ciri Umum Persepsi
Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks
ini disebut sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu pengindraan yang
bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi:
1.
Modalitas:
rangsang-rangsang yang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap
indra, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-masing indra (cahaya untuk
penglihatan, bau untuk penciuman, bunyi untuk pendengaran, permukaan bagi
peraba dan sebagainya).
2.
Dimensi
ruang: dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang), kita dapat
mengatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, latar depan latar belakang,
dan lain-lain.
3.
Dimensi
waktu: dunia persepsi mempunyai dimensi waktu seperti; cepat lambat, tua muda,
dan lain-lain.
4.
Struktur
konteks, keseluruhan yang menyatu: obyek-obyek atau gejala-gejala dalam dunia
pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan
konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu.
5.
Dunia
penuh arti: dunia persepsi adalah dunia penuh arti. Kita cenderung melakukan
pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita,
yang ada hubunganya dalam diri kita.
Hakikat Persepsi
1.
Persepsi Merupakan Kemampuan Kognitif
Persepsi ternyata banyak melibatkan kegiatan kognitif. Pada
awal pembentukan persepsi, orang telah menentukan apa yang telah diperhatikan.
Setiap kali kita memusatkan perhatian lebih besar kemungkinan kita akan
memperoleh makna dari apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan
pengalaman yang lalu dan dikemudian hari akan diingat kembali.
Kesadaran juga mempengaruhi persepsi. Bila kita dalam
keadaan bahagia, maka pamandangan yang kita lihat akan sangat indah sekali.
Tetapi sebaliknya, jika kita dalam keadaan murung pemandangan indah yang kita
lihat mungkin akan membuat kita merasa bosan. Ingatan juga berperan dalam
persepsi. Indra kita secara teratur akan menyimpan data yang kita terima, dalam
rangka memberi arti. Orang cenderung terus-menerus untuk membanding-bandingkan
penglihatan, suara dan pengindraan yang lainnya dengan ingatan pengalaman masa
lalu yang mirip. Proses informasi juga mempunyai peran dalam persepsi. Bahasa
jelas dapat mempengaruhi kognisi kita, memberikan bentuk secara tidak langsung.
Pengujian hipotesis merupakan komponen pusat persepsi yang
mengelola informasi. Sering terjadi interprestasi terhadap data pengindraan
hanya mempunyai satu kemungkinan saja, sehingga “pencarian” untuk hipotesis
persepsi yang tepat dilakukan dengan sangat cepat, otomatis dan berada sedikit
dibawah alam kesadaran.
2. Peran Atensi dalam Persepsi
Selama kita tidak dalam keadaan tidur, maka sejumlah
rangsangan yang besar sekali saling berlomba menurut perhatian kita. Biasanya
manusia dan hewan lainnya akan memilih mana yang rangsangan tersebut yang
paling menarik dan paling mengesankan. Keterbukaan kita untuk memilih inilah
yang disebut dengan atensi atau perhatian.
Beberapa Psikolog melihat atensi sebagai jenis alat saringan
(filter), yang akan menyaring semua informasi pada titik yang berbeda dalam
proses presepsi. Sebaliknya, psikolog lain yakni bahwa manusia mampu memusatkan
atensinya terhadap apa yang mereka kehendaki untuk dipersepsikan dengan secara
aktif melibatkan diri mereka dengan pengalaman-pengalaman tanpa menutup
rangsangan lain yang saling bersaing.
Banyak psikolog sangat tertarik untuk mengetahui tempat atau
tempat di dalam proses presepsi, di mana atensi memegang peranannya. Dari hasil
penelitian diajukan pendapat bahwa atensi selalu aktif pada waktu tertentu,
yaitu: mula-mula ketika menerima masukan dari dugaan indra, kemudian ketika
harus memilih dan menginterprestasikan data sensorik dan menentukan apakah akan
memberikan respon terhadap rangsangan tersebut. Atensi memiliki ciri-ciri
tertentu, yaitu:
1.
Intensitasnya
Keterbatasn pada kepastian
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal yang mempengaruhi
persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup
beberapa hal antara lain :
- Fisiologis.
Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh
ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap
lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang
berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
- Perhatian.
Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan
atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada
suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang
terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi
terhadap suatu obyek.
- Minat.
Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak
energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi.
Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan
tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
- Kebutuhan
yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang
individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban
sesuai dengan dirinya.
- Pengalaman
dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti
sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk
mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
- Suasana
hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan
bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana
seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
2. Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi,
merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat
didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang
terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya
atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
persepsi adalah :
- Ukuran
dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa
semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami.
Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk
ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya
membentuk persepsi.
- Warna
dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan
lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
- Keunikan
dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan
latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu
yang lain akan banyak menarik perhatian.
- Intensitas
dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih
bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali
dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa
mempengaruhi persepsi.
Motion atau gerakan. Individu akan banyak
memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan
pandangan dibandingkan obyek yang diam.
No comments:
Post a Comment