Definisi Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif menurut Gage dan
Berliner adalah suatu kejelasan, ketajaman, kemampuan untuk memahami sesuatu,
memecahkan masalah, menggambarkan sesuatu dengan cepat, dan belajar melalui pengalaman.
sumber : informasitips.com
Kemampuan kognitif menjelaskan bagaimana beberapa murid terlihat belajar dengan
cepat sedangkan murid yang lain di kelas yang sama, dengan buku panduan yang
sama dan dengan guru-guru yang sama mengalami kesulitan dalam belajar.
Synderman
dan Rothman (1987) berpendapat bahwa ada beberapa aspek penting dalam kemampuan
kognitif seseorang. Ada tiga aspek yang telah disetujui yang dianggap sebagai elemen
yang mencakup kemampuan kognitif, yaitu :
-
Kemampuan yang berkaitan dengan hal-hal abstrak
(ide-ide, konsep, prinsip)
-
Kemampuan dalam menyelesaikan masalah,
berkaitan dengan situasi baru, tidak hanya menyelesaikan namun juga merespon pada
situasi yang familiar.
-
Kemampuan dalambelajar, terutama dalam mengerti
dan menggunakan hal-hal abstrak yang melibatkan kata-kata dan symbol.
Estes (1982),
menjelaskan secara singkat definisi dari kemampuan kogitif atau intelegensi sebagai perilaku adaptif seseorang,
yang biasanya dikarakteristikkan oleh beberapa elemen dalam pemecahan masalah dan diarahkan oleh proses
kognitif (proses mental) dan operasionalnya.
Pengukuran pada Kemampuan Kognitif
Dalam melakukan pengukuran pada kemampuan
kognitif seseorang dilakukan tes
yang menggunakan beberapa pertanyaan yang membuat individu itu merespon. Pertanyaan
diatur dalam beberapa kelompok yang bertambah tingkat kesulitannya. Contohnya tes
yang berkaitan dengan kosa kata, pemahaman paragraph, aritmatika, dan pengetahuan
matematika.Tes kemampuan kognitif ini dapat dilakukan pada anak usia 6 tahun.
Contoh tes lain yang dilakukan adalah
dengan mengatur gambar yang telah disediakan dengan beberapa aturan yang
dikenakan serta memilih beberapa pilihan dari gambar tersebut.
§ Tes
Kemampuan Kognitif dan Distribusi Normal
Selama
beberapa waktu di pertengahan abad ke-20, dilakukan beberapa tes pada anak-anak
serta orang dewasa untuk mengukur kemampuan kognitif mereka. Hingga akhirnya menghasilkan
distribusi normal, yang memiliki bentuk seperti lonceng. Distribusi frekuensi ini
menampilkan jumlah orang yang mendapatkan nilai yang telah diberikan. Nilai
yang diperoleh dari beberapa tes pada kelompok yang homogen cenderung menghasilkan
distribusi normal, yang memiliki banyak orang pada bagian kurva tengah dan berkurangnya
angka-angka terhadap garis ekstrim baik yang atas atau bawah. Hubungan diantara
nilai-nilai dengan frekuensi mereka telahm emberikan makna pada berbagai aspek,
yaitu pada nilai tes.
§ Stabilitas
dan Keabsahan pada Tes Kemampuan Kognitif (Intelegensi)
Hasil
tes yang diberikan menunjukkan bahwa tes kemampuan kognitifini stabil dan diakui keabsahannya. Keabsahan ini sendiri
adalah konsep teknik yang mengacu pada tingkat konsisten, dan hasil yang stabil.
Pengelolaan pada Kemampuan Kognitif
Beberapa psikolog percaya pada kemampuan
mental secara umum atau kecerdasan umum,
yang biasa disebut g, karena semua tes yang dilakukan pada kemampuan kognitif dihubungkan
dengan hal positif yang lain. Biasanya kemampuan umum ini diukur dengan
memperkirakan IQ seseorang. Seseorang yang handal dalam satu macam kemampuan cenderung
baik pula dalam kemampuan yang lainnya. Dan ada juga kemampuan khusus yang dimiliki seseorang. Kedua kemampuan tersebut berhubungan positif dengan
kesuksesan sekolah dengan pekerjaan dan memiliki prediksi nilai untuk sukses. Pengelolaan
ini penting untuk diketahui oleh para pendidik karena sangat berguna pada
praktek dalam mendidik murid yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Hereditas
dan Lingkungan Pada Kemampuan Kognitif
Ada dua faktor yang dominan pada karakteristik manusia
yaitu hereditas atau nature dan
lingkungan atau nurture keduanya sangat diperlukan untuk kepentingan manusia.
Pertanyaan faktor mana yang lebih penting maka itu tidak ada artinya. Ini sama saja seperti menanyakan persegi panjang bagian mana
yang paling berpengaruh yang menjadi kontribusi paling
banyak di area tersebut (lebar atau panjangnya). Tanpa faktor hereditas tidak ada makanan, udara,
pendidikan, atau elemen lingkungan lain yang akan membantu pertumbuhan. Dan
tanpa lingkungan yang layak, maka faktor hereditas tidak memiliki kekuatan.
Pertanyaan yang bijak adalah apakah berat secara relatif dari variasi dari
setiap faktor contohnya variasi antara mata dan warna kulit, variasi pada
hereditas membuat semuanya mempunyai perbedan. Untuk berbagai persetujuan yang
telah diinvestigasi seperti hubungan antara nilai tes pada sepasang individu
berbeda pada gen dan lingkungan. Hal-hal yang paling mirip adalah kembar
identik yang tumbuh bersama kedua orang tua mereka. Kemudian yang menjadi
saudara kandung yang hidup bersama dan berbeda dan terakhir mereka yang tidak berhubungan
sama sekali. Seandainya ada anak yang diadopsi oleh orang tua angkatnya, maka tidak selalu gen yang berasal
dari orang tua biologisnya yang terlihat namun pengaruh lingkungan
baik yang telah diciptakan oleh
orang tua angkatnya akan mempengaruhi kemampuan
intelegensinya.
·
Keturunan bukanlah salah satu faktor
yang paling menentukan kemampuan kognisi seseorang. Keturunan (heritability) adalah variasi ratio yang
berdasarkan dari kesamaan faktor genetic dibagi dengan variasi rasio yang
berdasarkan gabungan antara faktor gen dan lingkungan.
·
Perubahan IQ seseorang dapat disebabkan
oleh adanya sebab dari nutrisi, faktor pembelajaran di sekolah.
Kemampuan
Kognitif dan Kesuksesan
Di Sekolah
Dari goresan sejarah
yang telah diberikan, kita dapat berpendapat bahwa kemampuan kognitif
berkorelasi dengan kesuksesan di sekolah. Meskipun kesuksesan di sekolah itu
diukur dari tingkatsan kelas, nilai rata-rata atau nilai tes yang didapatkan.
Selalu ada hubungan yang positif antara nilai tes kemampuan umum kognitif dan
pengukuran kesuksesan di sekolah. Ribuan korelasi telah diperhitungkan seluruhnya pada abad ke-20,
dan kita tahu bahwa tidak ada kata nol atau negatif bagaimana bervariasinya
murid pada setiap tingkatan kemampuan kognisi mereka. Ini seiring disebut dengan kemampuan scholastic. Contohnya
nilai jarak hubungan dihitung
dari 2-6 dengan nilai rata-rata 4. Jika kesuksesan akademik diukur dari tes
pencapaian lebih dari kelas, hubungan cenderung lebih tinggi. Korelasi positif
antara IQ dan pencapaian sekolah tidak terlalu berarti bahwa level IQ cenderung
mendominasi atau berpengaruh pada level pencapaian. Itu mungkin akan menjadi
bahwa kedua variabel telah berpengaruh sebagai variabel ketiga seperti
lingkungan rumah. Lingkungan rumah dan orang tua melengkapi stimulus dan
motivasi intelektual yang berpengaruh pada kesuksesan. Hubungan kemampuan kognitif dengan keberhasilan sekolah tidak
begitu tinggi untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa beberapa murid
atau mahasiswa dengan bakat
skolastik tinggi bisa mendapatkan nilai yang rendah (mungkin karena kurangnya
motivasi) dan lain-lain dengan bakat yang rendah bisa mendapatkan nilai tinggi
(mungkin karena kuat motivasi dan kebiasaan belajar yang baik).
Di Pekerjaan
Tes
kemampuan kognitif sangat kuat pengaruhya bukan hanya pada kesuksesan akademik,
namun juga pada kesuksesan pada pekerjaan. Banyak dari para pekerja yang
cenderung mengoptimalkan penggunaan kemampuan kognitif mereka untuk belajar
tentang tugas mereka agar mendapatkan hasil kerja yang memuaskan. Kecenderunga
yang terjadi apabila memiliki pengetahuan yang baik tentang bidang pekerjaannya
akan memiliki performa kerja yang baik pula.
Maka dengan melihat
skema di atas, kemampuan kognitif secara umum dapat mempengaruhi performa kerja
seseorang. Namun ada beberapa pekerjaan yang menggunakan faktor lain dalam
pengukuran kemampuan kognitifnya. Mereka butuh faktor pendukung dari lingkungan.
Dan dalam melihat kesejahteraan ekonomi bangsa tergantung pada kemampuan
kognitif para pekerjanya, ketika mereka memiliki tuntutan intelektual untuk
menghasilkan kekayaan pada kotanya.
Sekarang ini tes intelegensi atau tes kemampuan
kognitif digunakan untuk memprediksi kesuksesan biasanya pada bidang
pendidikan. Tes intelegensi berbeda dari tes pencapaian, yang mengukur
penampilan di sekolahnya. Tes pencapaian lebih melihat pada ketrampilan (skill)
seseorang bukan dari nilai IQ seseorang.
KESIMPULAN
1. Cognitive ability
atau kemampuan kognitif adalah suatu kejelasan, ketajaman, kemampuan untuk
memahami sesuatu, memecahkan masalah, menggambarkan sesuatu dengan cepat, dan
belajar melalui pengalaman.
2. Pengukuran
kemampuan kognisi biasa dilakukan dengan menggunakan tes.
3. Pengelolaan
kemampuan intelegensi diusahakan agar seimbang agar kemampuan yang lainnya
sebaik dengan kemampuan yang menonjol pada seseorang.
4. Faktor-faktor
yang mempengaruhi intelegensi seseorang adalah nature dan nurture.
Kesuksesan di sekolah
maupun di pekerjaan seseorang juga dipengaruhi oleh kemampuan kognisi
seseorang.
No comments:
Post a Comment