Salah
satu bagian yang terpenting saat akan melakukan penelitian adalah menetapkan
variabel penelitian. Hal ini menentukan
arah
sumber : sugrahaku.com
penelitian yang akan dilakukan, cara mengukurnya dan metodologinya. Itulah sebabnya, penting bagi peneliti
terlebih dahulu menentukan variable-variabel yang akan diikutkan dalam
penelitian tersebut, serta menemukan hubungan atau keterkaitan antar variabel.
Variabel yang diteliti selanjutnya akan mempengaruhi judul penelitian dan juga
hipotesis penelitian.
Seorang
peneliti, biasanya mengawali penelitiannya dengan sebuah konsep yang teoritis
sifatnya. Hanya saja, sebuah konsep
memiliki nilai subyektivas dan juga belum tentu dapat langsung diukur. Oleh
karena itu suatu konsep harus diturunkan menjadi suatu definisi operasional
agar dapat diukur secara konsisten oleh satu peneliti ke peneliti lainnya.
Konsep dan Variabel
Konsep
atau sering disebut juga sebagai konstruk adalah istilah yang mengekspresikan
sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan obyek atau hubungan
fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin (2001) mengartikan konsep sebagai
generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk
menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger (1995)
menyebutkan konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan
hal-hal khusus. Jadi konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu obyek.
Pengetahuan
tentang konsep penting dipahami karena beberapa alasan. Pertama, untuk menyederhanakan proses penelitian dengan cara
mengkombinasikan karakteristik-karakteristik tertentu, obyek-obyek atau
individu-individu ke dalam kategori yang lebih umum. Contohnya seorang peneliti
bermaksud meneliti keluarga yang mempunyai surat kabar, majalah buku, radio,
tabloid, maupun televisi. Untuk membuat lebih sederhana, peneliti
mengkategorikannya sebagai konsep “jenis-jenis media massa yang digunakan
keluarga”. Kedua, konsep
menyederhanakan komunikasi di antara orang-orang (ilmuwan, akademisi, praktisi,
mahasiswa) yang ingin berbagi pemahaman tentang konsep yang digunakan dalam penelitian.
Contohnya, peneliti mungkin menggunakan konsep “partisipasi politik” untuk
menunjukkan tingkat keikutsertaan dalam pemilu dan partai politik. Ketiga,
sebagai dasar untuk membangun variabel maupun skala pengukuran yang akan
digunakan. Contohnya konsep “pola asuh” mempunyai tiga nilai yaitu permisif,
demokratis, otoriter yang merupakan jenis variabel kategorik dan skala
pengukuran nominal.
Kesulitan mengartikan sebuah konsep terjadi
karena ilmu-ilmu sosial termasuk psikologi lebih sukar diukur daripada ilmu
alam. Ilmu alam mempunyai sifat relatif tetap. Misalnya besi yang dipanaskan
akan memuai, hal ini pasti terjadi dimana saja dan kapan saja, dan setiap orang
akan menerimanya sebagai suatu kepastian dan kebenaran. Sedangkan dalam ilmu-ilmu
sosial karena obyeknya adalah manusia maka sulit untuk diukur. Sifat manusia
berubah-ubah dan multimajemuk. Contoh dalam mengkonsepsi raut wajah. Tersenyum
dapat diartikan sebagai bahagia, ejekan maupun sindiran. Menangis dapat
diartikan sebagai kesedihan, terharu atau ketakutan. Kesulitan kedua, karena
mengkonsepsi ini disebabkan sikap subjektif orang yang sering kali membuat
peneliti terjebak dalam sikap stereotype
(pandangan yang salah terhadap kelompok tertentu). Hal ini disebabkan adanya
intervensi subjektif kepentingan tertentu. Misalnya konsepsi ciri khas orang suku
tertentu sebagai seorang yang ulet bekerja, sulit diatur, tidak disiplin,
berwatak keras dan sering mengganggu ketentraman.
DEFINISI VARIABEL
Variabel
sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional. Suatu
variabel adalah konsep tingkat rendah, yang acuan-acuannya secara relatif mudah
diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasi, diurut atau diukur
(Mayer, 1984). Jadi variabel adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau
konstruk. Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia teoritis dengan
dunia empiris. Variabel merupakan fenomena dan peristiwa yang dapat diukur atau
dimanipulasi dalam proses riset. Contoh, “kepuasan pelanggan” adalah dunia
teoritis, sedangkan “seseorang dapat dipuaskan secara : sangat puas, sedikit
atau tidak sama sekali” adalah representasi dari dunia empiris.
Variabel dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
dapat diberikan nilai-nilai yang berbeda. Oleh karenanya sesuatu yang
bervariasi dapat dijadikan sebagai variabel. Sebagai contoh, usia dapat
dijadikan sebagai variabel karena ia dapat diberikan nilai yang berbeda-beda
pada orang yang berbeda-beda maupun pada orang yang sama namun pada waktu yang
berbeda. Negara juga dapat menjadi variabel karena, setiap orang memiliki
kewarganeragaan yang berbeda-beda. Demikian juga motivasi dapat dijadikan
variabel karena tingkat motivasi seseorang yang menjadi subyek penelitian dapat
tentukan nilainya dan terdapat perbedaan motivasi antara satu orang dengan
orang lainnya.
JENIS-JENIS VARIABEL
Variabel
dapat diklasifikasikan dalam 3 cara berikut ini :
(1).
Berdasarkan hubungan sebab akibat (causal relationship)
(2).
Berdasarkan desain penelitian ( design of the study)
(3). Berdasarkan
unit pengukuran
Jenis variabel berdasarkan hubungan
sebab akibat
Bila
ditinjau dari bentuk penelitian yang bersifat kausal, maka terdapat 4 jenis
variabel, yaitu :
1. Change variables :
yaitu variabel yang menjadi penyebab permasalahan. Disebut juga independent variable (IV).
2. Outcome variables :
yaitu variabel yang memperoleh dampak dari variabel penyebab, disebut juga dependent variable (DV).
3. Variabel
yang mempengaruhi hubungan sebab akibat antara IV dan DV namun tidak diukur
dalam penelitian, disebut juga extraneous
variables. Kendati tidak diukur dalam penelitian namun dapat mempengaruhi
besarnya hubungan antara IV dan DV.
Connecting
/ linking variables yaitu variabel yang
menjadi mediator IV terhadap DV, disebut juga intervening variables. Dalam
beberapa situasi, hubungan antara IV dan DV tidak dapat terjadi tanpa melalui
intervensi variabel lain, itu sebabnya muncul intervening variables.
No comments:
Post a Comment