PENGERTIAN HIPOTESIS
Kata hipotesis berasal dari
gabungan dua kata yaitu “hypo” yang berarti tersembuyi dan “theses” yang
berarti pernyataan. Dengan demikian, hipotesis berarti
sumber : diditnote.blogspot.com
pernyataan mengenai
sesuatu yang tersembunyi, atau sesuatu yang tidak diketahui kebenarannya secara
pasti. Dengan kata lain, hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih
lemah kebenarannya. Namun demikian, hipotesis menawarkan suatu pemecahan
masalah, setelah teruji secara empiris dan berdasarkan suatu penalaran yang
logis. Para ahli menafsirkan hipotesis
sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih
(Kerlinger,1995; Black & Champion dalam Ranjit Kumar, 1996) .
Berikut adalah definisi-definisi
hipotesis menurut para ahli (dalam Chandra & Sharma, 2004) :
1. J.S
Mill.
Hipotesis
adalah sebuah dugaan yang dibuat yang berdasarkan data atau bukti sehingga
dianggap mengarah pada suatu kebenaran
2. Coffey
Hipotesis
adalah usaha untuk menjelaskan suatu dugaan untuk kemudian diuji secara ilmiah.
3. Cohen
& Nagel
Sebuah
hipotesis memberikan arah terhadap suatu penelitian. Hipotesis mampu
menjembatani proses inquiry untuk
mencapai pemecahan masalah. Hipotesis berfungsi untuk mengarahkan penelitian dalam
mencari fakta-fakta. Pernyataan dalam hipotsis dapat menjadi solusi atas
pemecahan masalah penelitian setelah adanya pembuktian.
4. Bruce
W. Tuckman
Hipotesis
dapat didefinisikan sebagai harapan tentang suatu situasi berdasarkan asumsi
terhadap hubungan antar variabel.
5. R.D
Carmichel.
Sains menggunakan
hipotesis untuk membimbing proses berpikir. Ketika pengalaman memberitahukan
bahwa suatu fenomena umumnya diikuti oleh kehadiran fenomena lainnya, maka dapat
disimpulkan bahwa fenomena “akibat”
berhubungan dengan fenomena “penyebab”. Jadi hipotesis dibuat untuk menyatakan
suatu bentuk hubungan antar fenomena-fenomena tersebut.
6.
Good
dan Scates
Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan
serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati
ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk
langkah-langkah selanjutnya
Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
adalah pernyataan dalam bentuk dugaan sementara yang harus dibuktikan
kebenarannya. Meskipun tidak semua
penelitian menggunakan hipotesis, tetapi hipotesis berfungsi sebagai pedoman
dalam pekerjaan penelitian. Pada penelitian deskriptif yang sifatnya hanya
menggambarkan suatu fenomena dan pada penelitian-penelitian yang hanya memiliki
satu variabel, maka tidak memerlukan hipotesis. Demikian pula pada penelitian
yang sifatnya eksploratif, hipotesis tidak digunakan karena tujuannya memang
bukan untuk membuktikan hubungan antar variabel namun untuk mengekplorasi suatu
fenomena lebih luas dan mendalam sehingga tidak diperlukan suatu
hipotesis.
Berdasarkan uraian di atas, maka ada tiga hal yang melingkupi
definisi hipotesis, yaitu :
1.
hipotesis merupakan
pernyataan yang sifatnya sementara (tentative
proposition)
2.
belum teruji kebenarannya;
menggambarkan hubungan antara dua variabel atau
lebih (kecuali pada penelitian deskriptif dan eksploratif).HUBUNGAN ANTARA HIPOTESIS DENGAN TEORI
Hipotesis merupakan suatu proposisi yang dirumuskan
sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris.
Sebagai proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih
variabel yang di dalamnya memuat pernyataan-pernyataan hubungan yang telah diformulasikan
ke dalam kerangka teoritis. Hipotesis ini, diturunkan atau bersumber dari teori
dan tinjauan literatur yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara variabel dalam
hipotesis hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan
pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk
menjelaskan masalah penelitian. Teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis
yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti
atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori.
Untuk menguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari
teori tersebut.
Agar teori yang digunakan
sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur maka teori tersebut
harus dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata, dapat diamati dan diukur. Cara yang
umum digunakan ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat
keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkrit yang menunjukkan
fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat
diukur. Proposisi yang dapat
diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel.
Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis.
Jika teori merupakan pernyataan
yang menunjukkan hubungan antar-konsep (pada tingkat abstrak atau teoritis),
hipotesis merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam
tingkat yang konkret atau empiris). Hipotesis menghubungkan teori
dengan realita sehingga melalui hipotesis dimungkinkan untuk dilakukan pengujian
atas teori dan bahkan dapat membantu pelaksanaan pengumpulan data yang
diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis
sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam bentuk yang dapat diuji (statement of theory in testable form),
atau kadang-kadang hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang
realita (tentative statements about
reality).
Mengingat
bahwa teori berhubungan dengan hipotesis, maka merumuskan hipotesis akan
menjadi sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang
diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian,
atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian,
oleh karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah
teori, maka tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, maupun
memprediksi suatu fenomena/peristiwa atau hubungan antara fenomena ditentukan
oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam
kerangka teoritis. Jadi, sumber hipotesis merupakan teori yang disusun dalam kerangka teoritis. Oleh karena
itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif dari teori
penelitian mengenai fenomena sosial dalam hipotesis penelitian. Dengan
kata lain, meskipun lebih sering terjadi bahwa penelitian berlangsung dari
teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang terjadi hal yang
sebaliknya.
FUNGSI
HIPOTESIS
Penyusunan
hipotesis penting untuk dilakukan oleh peneliti karena hipotesis memberikan
arah pada pengumpulan dan penafsiran data. Hipotesis pun dapat menunjukkan
kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus
dikumpulkan. Contoh hipotesis yang berbunyi “ ada pengaruh yang signifikan endurance terhadap prestasi belajar
matematika” dapat memberikan gambaran bahwa bentuk penelitiannya adalah
penelitian korelasional yang menghubungkan antara variabel endurance dan prestasi belajar matematika. Variabel endurance menjadi penyebab yang akan
memberikan kontribusi terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar
matematika. Disamping itu, hipotesis
yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa si peneliti telah mempunyai
cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian di bidang itu.
Penetapan hipotesis dalam sebuah
penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
a.
memberikan
batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian;
b.
mensiagakan
peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja
dari perhatian peneliti;
c.
sebagai alat
yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke
dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh;
sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar
fakta
Oleh karena itu kualitas manfaat dari
hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1. pengamatan yang
tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada;
2. imajinasi dan
pemikiran kreatif dari peneliti;
3. kerangka analisis yang digunakan
oleh peneliti; dan
4. metode dan desain
penelitian yang dipilih oleh peneliti.
Fungsi hipotesis menurut Donald (2009) adalah:
1. Memberi penjelasan tentang
gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada
pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai suatu bidang, ilmuwan harus melangkah
lebih jauh daripada sekedar mengumpulkan fakta-fakta yang berserakan, untuk
kemudian mencari generalisasi dan antar-hubungan yang ada di antara fakta-fakta
itu. Antar-hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang
penting bagi pemahaman persoalan. Pola semacam itu tidak mungkin menjadi jelas
selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana
dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan-penjelasan. Karena
hipotesis itu dapat diuji dan divalidasi (diuji keshahihannya) melalui
penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat membantu memperluas pengetahuan.
2. Mengemukakan pernyataan tentang
hubungan dua konsep yang secara langsung dapat diuji dalam penelitian.
Suatu pertanyaan tidak
dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan,
tatapi hanya hubungan antara variabel-variabel sajalah yang dapat diuji. Oleh
karenanya yang diuji adalah hubungan antar variabel yang tercantum dalam
pernyataan hipotesis. Contoh
hipotesis yang berbunyi “ada pengaruh yang signifikan endurance terhadap prestasi belajar matematika” , maka pengujian
dilakukan terhadap hubungan antara variabel endurance
dan prestasi belajar matematika.
3.
Memberi
kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian.
Hipotesis merupakan
tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang
diperlukan guna menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis
menunjukkan kepada peneliti tentang hal yang harus dilakukan. Fakta-fakta yang
harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada hubungannya dengan pernyataan
tertentu. Hipotesislah yang menentukan relevansi fakta-fakta tersebut.
Hipotesis dapat memberikan dasar bagi pemilihan sampel serta prosedur
penelitian yang harus digunakan. Hipotesis juga dapat menunjukkan analisis
statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut lebih terbatas.
Dengan demikian, hipotesis akan sangat memudahkan
peneliti dalam menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis itu. Akhirnya
peneliti akan dapat menyusun laporan penelitian
tentang seputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula dengan penyajian
laporan penelitian yang lebih berarti dan mudah dibacaNext
No comments:
Post a Comment