Pengertian agresi
Agresi adalah segala bentuk perilaku yang disengaja terhadap makhluk lain
dengan tujuan untuk melukainya dan pihak yang dilukai tersebut berusaha untuk
menghindarinya. Dari definisi tersebut terdapat empat masalah penting dalam agresi. Pertama, agresi merupakan
sumber : leavespalace.blogspot.com
perilaku. Kedua, ada unsur kesengajaan. Ketiga, sasarannya adalah makhluk hidup, terutama manusia. Keempat, ada usaha menghindar pada diri korban.
Secara umum, agresi memiliki dua sisi,
yakni positif dan negatif, dimana keduanya dimaksudkan untuk memperkuat
kesadaran diri. Sisi positifnya kerap disebut “pernyataan diri” (assertiveness),
yakni memperkuat kesadaran diri tanpa merugikan atau melukai diri orang lain.
Sedangkan sisi negatifnya kita namakan tindak kekerasan (violence), yang
lebih berpusat pada perampasan hak-hak atau kesadaran diri
orang lain. Terjadinya agresi
(negatif) dalam kehidupan manusia itu dikarenakan tidak adanya mekanisme
biologis dalam diri manusia untuk menghambat
sikap agresif tersubut. Selain itu problematika
manusia berbuat agresi (negatif) adalah ia tidak hanya hidup di dunia
“nyata”, tetapi juga di dunia simbolis. Dengan kata lain, kita telah memperluas
“ego” melebihi diri kita sendiri dan dari segala apa yang kita cintai kepada
sesuatu yang bersifat simbolik.
Proses agresi
Agresi merupakan perilaku melukai orang lain, perilaku tersebut pastilah
terjadi melalui proses. Proses tersebut antara lain:
1.
Melalui pemodelan
Dengan melihat berbagai kejadian yang
menstimulasi agresi, orang bisa menjadi
agresif. Proses meniru seperti itu biasa disebut sebagai pemodelan atau
imitasi. Salah satu karakteristik penting dalam proses modeling ini adalah
adanya hubungan emosional yang kuat antara model dengan peniru. Biasanya orang
yang ditiru adalah orang yang dikagumi.
Belajar sosial yang paling banyak berpengaruh akhir-akhir ini adalah media
televisi. Sering terjadi bahwa proses peniruan memang tidak didasari oleh
rasionalitas, sehingga orang yang menyaksikan kekerasan di televisi bisa
menjadi ikut-ikutan agresif. Bahwa
dengan melakukan peniruan itu, peniru merasa diberi reward dari orang yang
ditirunya.
Meskipun para pakar psikologi masih mempertanyakan sejauh mana TV dan bioskop
mempengaruhi perilaku manusia, sebagian besar peneliti memberikan kesimpulan
“bahwa menonton kekerasan memang meningkatkan
agresi antar pribadi, terutama dikalangan anak kecil”. Kekerasan dalam film
dapat menimbulkan perilaku agresif
melalui beberrapa cara:
- Dengan mengajarkan gaya tindakan agresif.
- Dengan meningkatkan keterbangkitan.
- Dengan membuat orang tidak peka terhadap kekerasan.
- Dengan mengurangi kendala pada perillaku agresif.
- Dengan mengubah tentang cara penyelesaian konflik.
- Melalui pembelajaran
Faktor-faktor agresi
Agresi adalah tingkah laku yang dapat menyakiti orang lain. dalam agresi
terdapat beberapa faktor dan tiap faktor
agresi dapat berbeda dengan tindakan agresi yang satu dengan agresi yang
lainnya tergantung dari tindakan
agresi itu sendiri dan dimana tindakan agresi itu terjadi. Akhir-akhir ini
tindakan agresi banyak terjadi di lingkup sosial baik di sekolah maupun lingkup
sosial lainnya. Di bawah ini ada beberapa faktor
penyebab terjadinya Agresi atau Agresivitas:
- Faktor Biologis
Ada
beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku
agresi:
- Gen tampaknya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku agresi.
- Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresi.
- Kimia darah. Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi.
2. Faktor Naluri atau Insting
Menurut Sigmund Freud, bahwa dalam diri manusia terdapat dua jenis insting
yakni eros ( naluri kehidupan ) dan thanatos (naluri kematian) agresi adalah
ekspresi dari naluri kematian (thanatos). Agresi dapat diarahkan kepada orang
lain atau sasaran-sasaran lain (eksternal) dan dapat pula pada diri sendiri (internal).
3. Faktor Amarah
Marah
merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktifitas sistem saraf parasimpatik
yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya
disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata-nyata salah atau mungkin juga
tidak. Pada saat marah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan
atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal-hal
tersebut disalurkan maka terjadilah perilaku
agresi.
4. Faktor Frustrasi
Frustrasi terjadi bila seseorang terhalang
oleh sesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan
atau tindakan tertentu. Agresi
merupakan salah satu cara berespon terhadap frustasi. Remaja miskin yang nakal
adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan dengan banyaknya waktu
menganggur, keuangan yang pas-pasan dan adanya kebutuhan yang harus segera
terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai. Akibatnya mereka menjadi mudah marah
dan berperilaku agresi.
5. Faktor sosial learning (peran
belajar model kekerasan)
Dewasa ini tindakan agresi dapat di
contoh dari beberapa media anak-anak dan remaja banyak belajar menyaksikan
adegan kekerasan melalui Televisi dan juga "games" atau pun mainan
yang bertema kekerasan. Acara-acara yang menampilan adegan kekerasan hampir
setiap saat dapat ditemui dalam tontonan yang disajikan di televisi mulai dari
film kartun, sinetron, sampai film laga.
.
Cara mengurangi perilaku agresif
Perilaku agresif merupakan masalah
utama dalam masyarakat manusia. Kejahatan individual dan kekerasan sosial dalam
skala besar sangat merugikan dan membayakan kesejahteraan individu maupun
struktur sosial secara umum. Karena itu pemahaman tentang cara mereduksi agresifitas merupakan hal
yang sangat penting.
Dalam situasi tertentu orang akan melakukan
agresi atau tidak, ditentukan oleh tiga variabel:
1) Intensitas amarah seseorang, yang
sebagian ditentukan oleh taraf frustasi atau serangan yang menimbulkannya, dan
sebagian ditentukan oleh tingkat persepsi individu terhadap frustasi yang
menimbulkan amarah ini.
2) Kecenderungan untuk mengekspresikan
amarah, yang pada umumnya dientukan oleh apa yang telah dipelajari seseorang tentang agresivitas, dan pada khususnya
ditentukan oleh sifat situasi ini.
3) Kekerasan dilakukan karena alasan
lain yang lebih bersifat instrumental.
Adapun cara untuk mengurangi perilaku
agresif antara lain:
a) Mengurangi frustrasi
b) Orang dapat diajar untuk tidak melakukan agresi dalam situasi
tertentu, atau dapat belajar untuk menekan
agresivitas pada umumnya. Misalnya, anak belajar untuk tidak berkelahi
dalam kelas, dan pada umumnya juga diajari untuk berhati-hati agar tidak saling
melukai.
c) Memberi hukuman atau pembalasan, rasa takut
terhadap hukuman atau pembalasan bisa menekan
perilaku agresif.
KESIMPULAN
Agresi adalah segala bentuk perilaku
yang disengaja terhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukainya dan pihak
yang dilukai tersebut berusaha untuk menghindarinya. Agresi dapat terjadi melalui dua proses yaitu melalui pemodelan dan
pembelajaran.
Adapun periku agresif itu sendiri
dikarenakan berbagai faktor, antara lain:
1.
Faktor Biologis
2.
Faktor Naluri atau Insting
3.
Faktor Amarah
4.
Faktor Frustrasi
5.
Faktor sosial learning (peran
belajar model kekerasan)
Perilaku agresif merupakan masalah
utama dalam masyarakat manusia. Oleh karena itu perilaku agresi perlu dikurangi
dengan cara mengurangi frustasi, mengajari anak untuk tidak berlaku agresi dan
memberikan hukuman bagi pelaku agresi.
Dengan cara seperti itulah agresifitas
akan berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
-
Faturochman, Pengantar Psikologi
Sosial, Yogyakarta, Pustaka, 2006, hal. 82
-
C. George Boeree, Pssikologi
Sosial, Yokyakarta, Prismasophie, 2008, hal. 167
-
Opcit, Faturochman, hal. 85
-
Opcit, George Boeree, hal 170
-
http://smileandsprit blogspot. Com /2011/
03/factor-faktor-agresi. Html. Minggu, 18 Maret 2012 jam 10.00 wib.
-
David O. Sears, Jonathan L. Freenman
& L. Anne Peplau, Psikologi Sosial, Jakarta: Erlangga, 1994, hal. 19
No comments:
Post a Comment