Motivasi
Pengertian
dasar motivasi ialah keadaan internal organisme
baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam
pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer)
untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986; Reber, 1988).
untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986; Reber, 1988).
Dalam perkembangan selanjutnya,
motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1)
Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi
intrinsic siswa adalah perasaan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk
masa depan siswa yang bersangkutan.
2)
Motivasi ekstrinsik
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari
luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
Pujian dan hadiah, peratuaran/tata tertib sekolah, suri teladan orangtua, guru,
dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat
menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang
bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang
bersemangatnya siswa dalam melakukan proses belajar materi-materi pelajaran
baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih sisgnifikan bagi siswa
adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak
bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan
mencapai prestasi dan dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai
prestasi dan dororongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan,
umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relative lebih langgeng
dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orangtua dan
guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar, menurut Max Darsono, antara lain:
1.
Cita-cita atau aspirasi
Cita-cita disebut juga aspirasi,
yaitu suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi
semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu
kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.
Cita-cita atau aspirasi yang
dimaksud disini adalah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang
mengandung makna bagi seseorang (Winkel, 1989). Aspirasi ini dapat bersifat
positif, dapat pula bersifat negaif. Siswa yang mempunyai aspirasi positif adalah siswa yang
menunjukkan hasratnya untuk memperoleh keberhasilan. Sebaliknya siswa yang
mempunyai aspirasi negatif adalah siswa yang menunjukkan keinginan atau hasrat menghindari
kegagalan.
Dalam beraspirasi, siswa menentukan
target atau disebut juga taraf aspirasi, yaitu taraf keberhasilan yang
ditentukan sendiri oleh siswa dan ia mengharapkan dapat mencapainya. Taraf
aspirasi atau taraf keberhasilan ini dapat dipakai sebagai ukuran untuk
menentukan apakah siswa mencapai sukses atau tidak.
2.
Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai
kemampuan. Kemapuan ini melputi beberapa akses psikis yang terdapat dalam diri
siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir
dan fantasi.
Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari.
Pengamatan dilakukan dnegan memfungsikan panca indera. Makin baik pengamatan
seseorang, makin jelas tanggapan yang terekam dalam dirinya dan makin mudah
mereproduksikan atau mengingat apa yang mengolahnya dengan berpikiran, sehingga
memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi juga sangat besar pengaruhnya
terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Jadi,
siswa mempunyai kemampuan belajar yang tinggi, biasanya lebih bermotivasi dalam
belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses, sehinga
kesuksesan ini memperkuat motivasinya.
1.
Kondisi siswa
Siswa
adalah makhluk hidup yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi, kondisi siswa
yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan
psikologis.
2.
Kondisi lingkungan
Kondisi lingkuangan merupakan
unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada
umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru
harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
dan menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi
dalam belajar.
Lingkungan fisik sekolah, sarana dan
prasaranan perlu ditata dan dikelola supaya menyenangkan dan membuat siswa
betah belajar. Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana dan prasarana, kebutuhan
emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian. Misalnya, kebutuhan akan
rasa aman sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kebutuhan
berprestasi, dihargai, dan diakui merupakan contoh-contoh kebutuhan psikologis
yang harus terpenuhi, agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.
3.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar
adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil,
kadang-kadang kuat, lemah dan bahkan hilang sama sekali, khususnya
kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosional siswa,
gairah belajar dan sistuasi dalam keluarga.
4.
Upaya guru membelajarkan siswa
Upaya
yang dimaksud disini adalah bagaimana mempersiapkan diri dalam membelajarkan
siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian
siswa dan mengevaluasi belajar siswa.
Hubungan
motivasi dengan proses dan hasil belajar
Motivasi sangat diperlukan dalam
berbagai bidang, termasuk belajar. Sering dijumpai siswa yang memiliki
intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah, akibat kemampuan
yang dimilikinya tidak atau kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor
pendukung agar kemampuan intelektual yang dimiliki dapat berfungsi secara
optimal adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya
(Hariyono, 2004).
Selain faktor-faktor diatas, menurut
Bandura (1994), individu memiliki peran penting dalam pembelajaran karena dapat
menentukan hal-hal yang ingin dilakukan. Individu merupakan agen aktif yang
dapat mengontrol perilaku yang akan ditampilkan berdasarkan penghayatan dan
interpretasi mengenai hal-hal yang dialaminya dari lingkungan. Perilaku manusi
ditentukan oleh banyak faktor. Namun demikian diri individu sendirilah yang
merupakan penentu apa yang akan dilakukannya yang ia lakukan dan kepercayaannya
atas kemampuan yang ia miliki. Kepercayaan akan kemampuan diri ini merupakan
faktor utama dari timbulnya suatu perilaku dan mempengaruhi bagaimana dia
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Minat
Secara sederhana, minat (interest)
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Menurut Reber (1988), minat tidak termasuk istilah popular
dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor-faktor
internal lainnya seperti:
a.
Pemusatan perhatian,
b.
Keingintahuan,
c.
Motivasi, dan
d.
Kebutuhan.
Renniger (1992) ada 3 macam minat ;
1.
Minat Personal
Ciri-ciri kepribadian atau karakteristik personal seseorang yang relatif
stabil dan abadi, diarahkan pada aktivitas atau topik yg spesifik (minat
olahraga, tari, musik dll).
2.
Minat Situasional
Minat yangg dibangkitkan oleh keadaan lingkungan,
sesuatu yang baru (novelty), bersifat
kejutan (surprise). Ruang kelas,
media, komputer, teks book dapat membangkitkan minat.
3.
Minat sebagai pernyataan psikologis
Merefleksikan minat yang interaktif dan
rasional, di mana minat personal indvidu berinteraksi dengan ciri-ciri lingkungan
yang menarik sehingga menjadi pernyataan minat psikologis seseorang. Misalnya
siswa punya minat personal yang tinggi terhadap ilmu yang berkaitan dengan
topik pada saat membaca di kelas.
Hubungan minat dengan proses dan hasil belajar
Minat
seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
Umpamanya, seorang siswa menaruh minat besar terhadap matematika akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena
pemusatan perhatian yang intensif
terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih
giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini
seyogianya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang
terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang lebih kurang sama dengan kiat
membangun sikap positif seperti terurai di muka.
Simpulan
ü Motivasi
ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat
sesuatu.
ü Motivasi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
F Motivasi
intrinsik
F Motivasi
ekstrinsik
ü Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar, menurut Max Darsono, antara lain:
a.
Cita-cita atau aspirasi
b.
Kemampuan belajar
c.
Kondisi siswa
d.
Kondisi lingkungan
e.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar
f.
Upaya guru membelajarkan siswa
ü
Hubungan motivasi dengan proses dan hasil belajar
Motivasi sangat diperlukan dalam
berbagai bidang, termasuk belajar. Sering dijumpai siswa yang memiliki
intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah, akibat kemampuan
yang dimilikinya tidak atau kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor
pendukung agar kemampuan intelektual yang dimiliki dapat berfungsi secara
optimal adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya
(Hariyono, 2004).
ü
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Faktor yang mempengaruhi minat antara lain :
a.
Pemusatan perhatian,
b.
Keingintahuan,
c.
Motivasi, dan
d.
Kebutuhan.
ü
Ada tiga macam minat menurut Renniger (1992),
yaitu :
·
Minat Personal
·
Minat Situasional
·
Minat sebagai pernyataan psikologis
ü
Hubungan minat dengan proses dan hasil belajar
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh
orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang studi tertentu. Guru dalam kaitan ini seyogianya berusaha
membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam
bidang studinya dengan cara yang lebih kurang sama dengan kiat membangun sikap
positif.
No comments:
Post a Comment