A.
Tidur
Tidur adalah mekanisme yang
dihasilkan oleh proses evolusi untuk memaksa kita mengonsevasi energi. Mimpi
juga memiliki beberapa fungsi, seperti restorasi otak dan konsolidasi memori.
B.
Tahapan Dalam Tidur
Manusia rata-rata tidur 8 jam
sehari, dan masa tidur melewati dua tahapan utama yaitu, tidur ortodoks dan
tidur paradoks. Tidur ortodoks mempunya empat stadium yakni :
1. stadium
1, pada staidum ini sebelum memulai tidur individu akan merasa santai dan
mengantuk kemudian mata mengatup. Gelombang EEG broca mulai melambat (alfa).
Hasil pengukuran EEG didominasi oleh gelombang patah-patah tidak beraturan yang
bervoltase rendah. Aktivitas otak secara keseluruhan masih tinggi tetapi mulai
menurun.
2. stadium
2, tidur ringan sampai setengah dalam. Gelombang EEG menjadi cepat dan kecil
dengan selingan gelombang kumparan. Spindle
tidur dan kompleks-K. Spindle tidur terdiri dari gelombang berfrekuensi 12-14
Hz yang berlangsung selama ledakan (aktivitas), yang berlangsung paling tidak
selama setengah detik. Spindle tidur adalah hasil dari interaksi antara sel-sel pada thalamus
dan korteks yang berosilasi. Kompleks-K merupakan gelombang curam beramplitudo
tinggi.
3. stadium
3, pada stadium 3 hampir sama dengan stadium 2. Namun dalam tahapan tidur ini
detak jantung, tarikan nafas, dan aktivitas otak melambat. Gelombang rambat
beramplitudo besar semakin sering muncul.
4.
stadium 4, dalam stadium 4 ini tidur lebih
dalam, gelombang sangat besar dan lambat. Lebih dari setengah hasil rekaman
terdiri dari gelombang besar dengan durasi setengah detik. Pada tahap tiga dan
empat membentuk tidur gelombang lambat (slow
wave sleep-SWS).
Setelah stadium 4 tidur
ortodoks, maka masuklah tidur paradox. Pada tahap tidur paradoks ini badan
lemas, bola mata bergerak cepat dalam pelupuk mata yang tertutup, orang sukar
dibangunkan, meski gelombang EEGnya cepat seperti saat orang terjaga. Selama
stadium 1-4, debar jantung dan frekuensi pernafasan lambat. Pada stadium 4
sering terjadi mengompol dan somnabulisme. Pada tahap tidur paradoks, terjadi
mimpi, peningkatan kecepatan aktivitas jntung dan respirasi. Makin dekat pagi,
makin banyak massa tidur REM, sehingga makin banyak mimpi. Sementara mengompol
dan somnabulisme lebih banyak terjaddi pada malam hari. Orang dewasa mempunyai
pembagian tidur 20 persen tidur REM, bayi 50 persen tidur REM, manula tidur
lebih sedikit, lebih sedikit REM, tanpa stadium 4.
C.
Gangguan
Tidur
Tiap
individu membutuhkan jangka waktu tidur yang berbeda-beda. Tolak ukur terbaik
sebagai penanda apakah kita mengalami gangguan tidur apa tidak. Jika terus-menerus merasa lelah setelah
bangun tidur, maka kita kurang tidur. kurangnya tidur merupakanpenyebab utama
kecelakaan pada pekerja dan performa buruk mahasiswa. Berikut beberapa gangguan
tidur:
1. Insomnia
Beberapa
penyebab insomnia antara lain, suara, suhu yang tidak nyaman, stress, nyeri,
pola makan dan pengobatan. Insomnia juga timbul karena epilepsi, penyakit
Parkinson, tumor otak, depresi, kegelisahan, beserta gangguan saraf dan
gangguan psikologis lainnya. Banyak kasus insomnia ynag terkait dengan
perubahan ritme sirkadian. Umumnya individu tertidur ketika suhu tubuh turun
dan bangun ketika suhu tubuh naik. Individu yang ritme sirkadian mundur, tidak
dapat tidur pada waktu biasanya, seolah-olah hypothalamus menganggap bahwa
waktu belum terlalu malam. Individu yang ritme sirkadian maju dapat tidur
dengan mudah, tetapi bangun tidur lebih awal dari yang biasanya. Penyebab lain
dari insomsia adalah penggunaan obat penenang sebagai obat tidur, sebuah
fenomena paradoks.
2. Sleep
Apnea
Salah
satu penyebab khusus insomnia adalah apnea tidur, yaitu ketidak mampuan
bernafas ketika tidur. sebagian besar individu di atas 45 tahun terkadang
pernah mengalami periode tidak bernafas ketika tidur, yang berlangsung selama
paling tidak 9 detik dari yang biasanya terjadi pada tidur REM. Penyebab dari
apnea tidur antara lain gen, hormone, dan kerusakan mekanisme pengendali nafas
akibat lanjut usia. Penyebab lainnya adalah obesitas terutama pada pria usia
paruh baya.
3. Narkolepsi
Sebuah
kondisi yang ditandai oleh seringnya muncul periode rasa kantuk di siang hari.
Kondisi tersebut menjangkiti satu di antara 1000 orang. Terdapat empat gejala
utama narkolepsi :
·
Serangan rasa kantuk yang bertahap atau
mendadak selama siang hari
·
Katapleksi yang sesekali muncul. Katapleksi
adalah kondisi lemahnya otot pada saat individu sedang terjaga. Katapleksi
sering dipicu oleh emoi yang kuat misalnya kemarahan atau kegembiraan yang
memuncak.
·
Paralysis tidur yaitu ketidakmampuan bergerak
ketika memasuki periode tidur atau bangaun dari tidur. penderita narkolepsi
mengalami paralysis tidur lebih sering daripada individu normal.
·
Halusinasi hipnegogik yaitu pengalaman
menerupai mimpi sehingga penderitanya keulitan membedakannya dengan kenyataan.
Terkadang hal tersebut terjadi pada awal periode tidur.
4. Teror
Malam, Mengigau, dan Tidur Berjalan
Terror
malam adalah sebuah pengalaman kegelisahan yang memuncak yang menyebabkan
penderitanya terbangun dari tidur dan berteriak. Mengigau adalah hal yang umum
dan tidak berbahaya. Banyak individu atau mungkin sebagian besar individu yang
sesekali berbicara dalam tidur. Tidur berjalan diturunkan dalam keluarga,
umumnya terjadi pada anak berumur 2-5 tahun. Tidur berjalan biasanya muncul
dalam tidur tahap ketiga dan keempat pada permulaan periode tidur malam hari.
Penyebabnya belum diketahui. Secara umum, tidur berjalan tidak berbahaya bagi
pelakunya dan individu lain.
No comments:
Post a Comment