Perkembangan Psikoseksual Freud
sumber : google.com
ORIENTASI UMUM
• Ada 6 karakteristik yaitu :
Pendekatan Dinamik
• Energi
Nervous : energy fisik, energy dorongan, libido dan tegangan. Energi ini dapat
dibangun, didstribusikan, ditransformasikan dan dipindahkan.
Libido disisni bukan hanya tentang perilaku
seks saja, karena libido dalam teori psikoseksual freud merupakan insting untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan. Sebagai contoh rasa lapar,
rasa lapar mendorong seseorang untuk makan maka rasa lapar juga dikatakan
libido karena rasa lapar merupakan insting untuk memenuhi kebutuhan seseorang.
• Hukum
energy : Energy ditransformasikan bukan dihancurkan, adanya prinsip pleasure
(energy harus dialihkan tanpa harus ditunda), least action (sebagian kecil
energy dapat disebar).
Singkatnya seperti ini, tadi sudah dicontohkan
bahwa rasa lapar mendorong seseorang untuk makan, maka rasa lapar adalah energy
yang bertransformasi (berubah bentuk) menjadi kegiatan makan
• Energy
Psikologis berasal dari insting-insting : eros dan destruktif
Freud menyatakan bahwa sebenarnya manusia itu
jahat maka insting-insting yang timbul pada manusia merupakan insting yang
bersifat menghancurkan. Pernyataan ini tidak terlepas dari perjalanan hidup
beliau saat menjadi psikiater. Beliau menjadi psikiater saat perang Nazi dan
melihat begitu banyak pertumpahan darah. Oleh karena itu beliau menyatakan
bahwa manusia itu makhluk yang jahat.
Pendekatan Struktural
• Id :
aspek biologis, keinginan selalu mendapatkan kepuasan total, dorongan bawaan,
sumber energy psikis, bagian yang tidak dapat ditelaah.
Dengan kata lain, pernyataan diatas ingin
bilang bahwa kemauan manusia baik yang bertentangan dengan norma (ex :
membunuh) atau pun yang tidak bertentangan (ex : tertib lalu lintas) di dorong
oleh id pada manusia, setiap manusia memiliki id. Id dalam agama bisa dikatakan
hawa nafsu.
• Ego :
aspek psikologis, muncul karena kebutuhan individu berhubungan dengan kenyataan
baik, aktivitas mental (berfikir, problem solving). Ego merupakan eksekutor
dari pertentangan antara id dan super ego. Pertentangan anatara id dan super
ego akan menimbulkan kecemasan.
Jika
ego gagal menangani masalah dengan realistis karena tingkat anxiety yang tinggi maka muncullah “defence mekanisme” :
Represi (penolakan atau
melupakan bahaya)
Reaksi Formasi
(bertingkah laku yang bertentangan dengan perasaannya)
Regresi (seseorang akan
kembali pada tahap sebelumnya)
dll.
• Superego : aspek sosiologis kepribadian, aspek
moral, berfungsi menentukan benar dan salah, boleh dan tidak boleh. Aspek ini
yang bertentangan dengan id.
Sebagai contoh, makan di bulan puasa, bagi penganut
agama Islam tentu merupakan hal yang dilarang. Disini peran id adalah mendorong
seseorang untuk makan di bulan puasa saat masih dalam keadaan berpuasa
Peran super ego sebagai pengingat diri bahwa
makan saat berpuasa merupakan hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Peran ego sebagai eksekutor apakah akhirnya
orang itu makan saat berpuasa atau tetap melanjutkan puasa
Pendekatan Topografi
• Uncounscious/ketidaksadaran
Ketidaksadaran
menunjukkan terutama pada pikiran dan perasaan yang ditekan oleh karena itu
tidak dikenal.
Dengan
kata lain, ketidaksadaran merupakan seluruh pengalaman yang kita rasakan dari
mulai kita masih kecil sampai kita nanti tua. Semua informasi yang kita dapat
sepanjang hayat bertempat di ketidaksadaran ini. Trauma atau phobia yang pernah
kita alami juga merupakan perwujudan dari pengalaman yang tersimpan di
ketidaksadaran ini
• Precounscious/prasadar
Prasadar
adalah kemampuan potensial untuk menjadi sadar, karena kemampuan itu tidak
terhalangi oleh alam ketidaksadaran. Prasadar lebih dekat pada alam sadar
daripada alam tak sadar.
Contohnya melamun. Dalam melamun kita sadar tapi
seolah tidak sadar, ketika dipanggil oleh teman ataupun orang disekitar kita
langsung masuk kea lam kesadaran
• Counscious/kesadaran
Kesadaran
sama dengan apakah seseorang sadar terhadap suatu kejadian. Hal ini diibaratkan
sebagai suatu keadaan yang cepat hilang’ karena pikiran dapat muncul bolak
balik secara cepat dan silih berganti antara prasadar dan kesadaran.
Pendekatan Tahapan
• Masa-masa awal dalam suatu kehidupan merupakan
masa yang sangat penting bagi pembentukan kepribadian.
• Perkembangan manusia meliputi tahapan
psikoseksual.
Metodologi : asosiasi bebas (adanya laporan verbal dari
pasien mengenai alur pemikiran pasien, analisis mimpi, transference (adanya
hubungan yang terjadi antara pasien dan terapis selama terapi berlangsung)
Tahapan
Perkembangan Psikoseksual :
• Tahap Oral (lahir-1 tahun)
oral sebagai zone erogen. Dalam tahapan
ini mulut merupakan tempat terjadinya kenyamanan. Anak bayi dengan umur 0-1
tahun akan memasukan apa saja kemulutnya untuk merasakan kenyamanan yang
didapat dengan memasukan benda-benda kemulut. Lalu bagaimana dengan seorang
perokok? Mereka merasa nyaman saat memasukan rokoknya kemulut dan menghisap
asapnya. Menurut penulis berdasarkan teori ini (dengan kata lain tidak
mempertimbangkan pengaruh lingkungan sekitar) orang-orang yang merokok
mengalami regresi, yaitu keadaan dimana seseorang kembali lagi pada tahap perkembangannya. Hal ini (regresi) dapat terjadi
karena pada saat usia 0-1 tahun orang tua karena sangat sayangnya melarang anaknya
dengan keras untuk memasukan benda kemulutnya.
pemenuhan kebutuhan oral pada usia
0-1 tahun dapat dilakukan dengan mengontrol benda apa saja yang dimasukan dalam
mulut anak tanpa harus merebut secara paksa benda tersebut atau bisa juga
dengan mengalihkan benda membahayakan yang akan mereka masukan kemulutnya
dengan makanan yang bergizi
• Tahap Anal (1-3 tahun)
daerah anal sebagai zone erogen. Maksudnya
mengeluarkan faeces akan memberikan efek lega pada anak. Anak usia ini biasanya
tidak tahan untuk menunda mengeluarkan feces. Oleh karena itu mereka sering
buang air semaunya bahkan dalam keadaan tetap bercelana.
Dalam
mengatasi hal ini, maka tepat untuk memberikan pelajaran toilet training bagi anak. Bila ingin berpergian maka
tanyakan anak dahulu apakah mau buang air kecil atau tidak sebelum berangkat
dan berikan pengertian bahwa anak akan melakukan perjalanan jauh. Orang tua
juga sebaiknya mengontrol anak saat buang air sehingga bisa diajarkan pula cara
membersihkan kotoran yang menempel. Saat berpergian jauh juga arahkan anak
untuk memberitahu orang tua jika ingin buang air serta jangan membentak anak
saat anak ingin buang air tetapi orang tua sedang sibuk tapi mintalah anak
bersabar beberapa saat lagi.
• Tahap Phallic (3-5 tahun)
daerah genital sebagai zone erogen. Maksudnya,
anak merasa nyaman saat memainkan kemaluannya. Anak laki-laki usia 3-5 tahun akan
merasa nyaman bila memainkan kemaluannya. Pada saat anak laki-laki memainkan
kemaluannya dan terlihat oleh anak perempuan, anak perempuan akan merasa
bingung karena bentuk kemaluan mereka berbeda. Berilah pehamanam pada anak
perempuan terkait perbedaan ini dan kontrolah anak laki-laki agar tidak
memainkan kemaluannya didepan umum
• Tahap Laten (5-awal puber)
Masa tenang. Maksudnya semua
kejadian dalam tiap periode diatas akan dimatangkan ketika anak memasuki usia 5
tahun-puber. Bila anak mampu melewati tahap diatas dengan sempurna maka saat
remaja mereka akan menjalani masanya dengan baik dan sesuai norma. Apabila anak
tidak melewati tahapan diatas dengan sempurna maka anak akan mengalami regresi.
Bisa jadi anak suka meroko atau mengemut benda-benda (tidak sempurna tahap
oralnya) atau mungkin anak menjadi pribadi yang tidak rapi (tidak sempurna
tahap analnya) atau mungkin anak suka onani (tidak sempurna tahap phallicnya)
• Tahap Genital (Adolescence)
muncul kembali impuls seksual secara
kuat. Maksudnya, segala ketidaksempurnaan dalam tahapan psikoseksual diatas
akan muncul pada tahap ini. Pada tahap ini juga anak akan mengalami perubahan
fisiologis
MEKANISME PERKEMBANGAN
• Perkembangan disebabkan karena adanya gangguan
pada system
• Input fikiran berkaitan dengan emosi
• Sumber konflik : maturasi, frustasi ekternal,
konflik internal, personal inadequacies, anxiety.
KRITIK TEORI FREUD
• Bayi memiliki keinginan-keinginan birahi dan
destruktif, bahwa semua manusia memiliki dorongan incest dan jahat, dan
menerangkan tingkah laku manusia atas dasar dorongan seksual.
• Pandangannya kurang humanistic
• Teorinya memberikan gambaran suram tentang
kodrat manusia
• Terdapat kekurangan-kekurangan besar dalam
prosedur empiris yang digunakan freud untuk mengukuhkan hipotesis-hipotesisnya.
• Freud melakukan observasi-observasinya dalam
keadaan-keadaan yang tidak terkontrol.
• Hasil akhir pemikiran freud tanpa data asli
yang menjadi dasar kesimpulan-kesimpulan itu, tanpa menjelaskan metode-metode
analisisnya, tanpa pemaparan sistematik baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif, atas temuan-temuan empirisnya.
Keterbatasan teori freud :
• Kesulitan-kesulitannya untuk mencatat dan
mereproduksikan observasi-obsevasi utamanya,
• Kesulitan-kesulitannya untuk memeriksa
dengan mudah hubungan sirkular dari
ketidaksadaran ke kesadaran, dan dari kesadaran ke ketidaksadaran,
No comments:
Post a Comment