Saturday 16 July 2016

Psikologi Perkembangan : Teori Perkembangan Kontektual Vygotski

TEORI PERKEMBANGAN KONTEKSTUAL
VYGOTSKY
Materi teori perkembangan kontekstual yang dikemukakan oleh Lev Semyonovich Vygotsky ini diambil dari catatan perkuliahan. Tepatnya dalam mata kuliah psikologi perkembangan. Pembahasan materi ini seputar bagaimana anak mengalami perubahan secara terus menerus yang disebabkan oleh interaksi soial dimana perubahan ini berbeda antara satu individu dengan individu lain yang disebabkan oleh perbedaan budaya. Untuk lebih jelasnya anda boleh langsung memahami isi postingan ini


teori pekembangan kontekstual vygotski
sumber : google.co.id



Biografi Singkat
Vygotski bernama lengkap Lev Semyonovich Vygotsky yang lahir pada tahun 1896 dari keluarga Yahudi di Rusia. Pada umur 15 tahun Vygotski telah dijuluki profesor kecil, beliau meraih gelar sarjana hukum, banyak membaca berbagai macam literatur. Ia pernah mengajar psikologi disekolah guru sehinga dapat mempertemukan dia  pada anak yang  cacat yang kemudian beliau berusaha mencari jalan keluar agar mereka dapat berpotensi dengan maksimal, perkembangan kognisi.
Teosi perkembangan kontekstual Vygotski diilhami dari pemikiran tentang cultural-historical pada psikologi perkembangan yang menekankan pada aktivitas mental yang lebih tinggi, seperti berfikir, memori dan reasoning.
Teori sosiocultural dari Vygotsky menegaskan bahwa :
  • Interaksi sosial menyebabkan perubahan yang terus menerus yang apapt berbeda antara satu budaya dengan budaya lain.
  • Perkembangan tergantung kepada : Interaksi dengan orang-orang dan alat-alat yang disediakan oleh kultur dalam rangka membentuk pandangan anak tentang dunia.
  • Alat-alat yang disediakan oleh kultur : Sistem bahasa, sistem berhitung, menulis, diagram, peta dan karya seni.
Ada 3 cara dimana alat-alat kultur (psikology tools) menghubungkan satu individu dengan yang lain :
  1. Belajar imitasi : individu meminta mencoba untuk meniru atau mencontoh yang lain
  2. Instruksi-instruksi dalam proses pembelajaran : yg mencakup mengingat kembali instruksi-instruksi dari guru kemudian siswa menggunakan instruksi-instruksi untuk merelugasi dirinya sendiri.
  3. Belajar kolaborasi : melibatkan sekelompok anak sebaya yang berusaha saling memahami dan bekerja sama untuk belajar skill khusus (ketrampilan tertentu)
Prinsip inti dari teori Vigotsky :
  1. Child-in-activity-context is unit study.
 Konteks social-cultural membentuk kekhasan dan pengalaman-pengalaman seorang anak.
  1. ZPD (Zone of Proximal Development):
jarak antara level perkembangan anak yang aktual ditentukan oleh problem solving “independent” dengan level yang lebih tinggi dari perkembangan potensial yang ditentukan melalui problem solving dengan bimbingan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih ahli.

Dua hal yg harus ada agar ZPD sukses :
  1. Subjektivitas :  suatu proses dua individu yang dimulai dgn tugas yg berbeda pemahamannya sehingga akhrnya dua  individu tersebut bekerja sama.
  2. Scaffolding :  perubahan dalam dukungan sosial diluar sesi pelajaran. Proses membimbing siswa dari tidak tau menjadi tau.

Perbandingan teori Vigotsky dengan teori Piaget :
v  Sumber Kognisi
        Piaget :  Sumber kognisi yg penting adalah anak itu sendiri
        Vikotsky : lingkungan membantu kognisi anak, dan membantu anak secara kultural beradaptasi         denga  lingkungan yang baru bila dibutuhkan.
v  Keduanya menemukan bagaimana anak menguasai ide-ide dan kemudian menterjemahkan   kedalam ucapan.
v  Aktif Vs Pasif
Piaget  : menemukan bahwa anak-anak bertindak secara individual pada dunia fisik dan menemukan hal-hal yg baru.
        Vigotsky : pemikiran dan bahasa (yang merupakan aktivitas mental) adalah hasil dari pembelajaran sosial.
v  Universalitas Vs Ununiversalitas :
·   Piaget : perubahan kognitif secara universal
·   Vikotsky : perubahan kognitif tergantung pada pengalaman – pengalaman kultural anak dlm lingkungan



No comments:

Post a Comment