Thursday, 7 July 2016

Psikologi Umum : Teori tentang Ingatan/Memori

Pembahasan ke dua tentang Teori tentang ingatan atau memori. Secara umum, materi ini masuk kedalam materi ingatan/memori, namun untuk mempermudah pemahaman pembaca , penulis membaginya dalam beberapa pembahasan. adapun pembagian materi pembahasan adalah sebagai berikut  :

1. Definisi dan tahapan dalam Mengingat
2. Teori tentang ingatan/Memori
3. Lupa dan prosesnya
4. Cara meningkatkan daya ingat/Memori
5. Penyakit yang mempengaruhi ingatan, diagnosis dan penyembuhan Bag 1
6. Penyakit yang mempengaruhi ingatan, diagnosis dan penyembuhan Bag 2

Langsung saja ke pembahasan teori tentang ingatan/memori

teori ingatan
sumber : merdeka.com



Teori- Teori Ingatan
1.         Teori Ingatan STM
STM (Short-Term Memory) adalah sistem memori berkapasitas terbatas dimana informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali jika diulang dan diproses lebih lanjut. Meski memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil dari LTM tetapi STM memiliki peranan penting dalam pemrosesan memori. STM memiliki kapasitas penyimpanannya yang terbatas diimbangi oleh kapasitas pemrosesan yang juga terbatas dan terdapat pula pertukaran konstan antara kapasitas penyimpanan dan kemampuan pemrosesan.
Didalam STM terdapat istilah yang dikenal dengan memori kerja atau working memory didefinisikan sebagai suatu tipe meja kerja yang secara konstan mengubah, mengkombinasikan dan memperbaharui info lama dan baru. Memori kerja menyanggah pandangan bahwa STM hanya sekedar suatu “kotak” dikepala – semacam unit pemrosesan sederhana tempat info dikirim ke LTM atau lenyap. Baddeley menyatakan bahwa rentang memori kecepatan kita mengulang informasi sehingga dia tidak setuju bila kapasitas STM hanya terbatas pada 7 item.
b.         Teori Ingatan LTM
LTM (Long-Term Memory) adalah tipe memori yang menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama secara relatif permanen. Menurut John Van Neuman memori jangka panjang ini tidak terbatas. Hal yang paling sulit adalah menentukan letak memori dalam otak. Meski demikian banyak studi-studi yang kini mempelajari memori dalam kaitannya dengan neurosince kognitif. Beberapa hasil penelitian sepakat bahwa lokasi tempat memori melibatkan seluruh bagian otak, meskipun juga terpusat dibagian-bagian tertentu, contoh area frontal.
Menurut Chase dan Ericcson (1982) jika penyimpanan dan pengambilan informasi dari LTM dapat dipermudah melalui latihan terus-menerus maka kemampuan pemrosesan informasi tidak terbatas. Penyelidikan mengenai durasi LTM diteliti oleh Bahrick & Wittlinger (1975), menurut mereka stabilitas rekognisi memori terhadap peristiwa yang terjadi masa lalu dipengaruhi oleh tingkat penyandian awal dan distribusi rehearsal (pengulangan).
Selain teori-teori yang disebutkan diatas, masih ada teori-teori mengenai ingatan, sebagai berikut.
a.       Teori Aus (Disuse theory)
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat, bila dilatih terus-menerus. Sejak zaman yunani sampai sekarang, masi ada anggapan bahwa tugas guru adalah melatih ingatan muridnya. Selama sekolah orang hanya belajar mengingat. Lagi pula, tidak selalu waktu yang mengauskan memori. Sering terjadi, kita masi ingat pada peristiwa puluhan tahun yang lalu, tetapi lupa kejadian seminggu yang lalu.
b.      Teori interferensi (Interference theory)
Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pad meja lilin atau kanvas itu. Katakanlah, pad kanvas itu sudah terlukis hukum relativitas. Segara setelah itu, anda mencoba merekam hukum medan gabungan. Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya. Ini disebut interferensi.

c.       Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Memory)
Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pad sensory storge (gudang inderwi), kemudian masuk shor-term memory (STM, memori jangka pendek) lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memori jangka panjang). Otak manusia dianalogikan dengan computer.
Para ahli juga ada yang memberikan asumsinya tentang teori-teori ingatan, yaitu.
a.                               Atkinson-Shiffrin
Mengajarkan tentang ingatan ganda yang mengasumsikan bahwa informasi yang kita miliki memasuki ingatan jangka pendek, dimana informasi tersebut dapat dipertahankan dengan pengulangan/dapat hilang dengan adanya peralihan. Ingatan jangka panjang dianggap mempunyai kapasitas yang tidak terbatas tetapi mudah mengalami kegagalan pengingatan kembali. Agar kode informasi dapat disusun menjadi ingatan jangka panjang, informasi tersebut haruslah ditransfer kedalam ingatan jangka pendek. Hal ini merupakan asumsi yang sangat penting yang menghubungkan ingatan tersebut. Tetapi kita juga bias memproses materi hanya dengan ingatan jangka panjang.
b.                              Tulving
Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga sistem Memori yaitu :
1.      Memori Prosedural   : Memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu. Memori ini dimiliki semua makhluk yang mempunyai keinginan untuk belajar.
2.      Memori Semantik      : Memori mengenai fakta-fakta, kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.
3.      Memori Episodik                   : Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara pribadi oleh individu di masa yang lalu.
Tulving mengajukan bukti adanya sistem memori yang terpisah-pisah seperti di atas antara lain melalui:
·         Adanya Amnesia yang berbeda-beda, misalnya penderita amnesia yang melupakan semua Memori Episodik (pengalaman masa lalu), tapi masih mengingat Memori Prosedural.
·         Penyakit Alzheimer’s yang juga hanya menyerang sistem memori tertentu saja.
Bantuan isyarat pengingatan kembali itu lebih bermanfaat dalam tes identifikasi daripada tes ingatan maka tes identifikasi biasanya menunjukan tes identifikasi yang baik daripada tes ingatan.
c.                                        Craik dan Lockhart
Model ingatan yang diajukan oleh Craik dan Lockhart yang menekankan pada tingkatan proses informasi didalam ingatan. Model tingkatan pemrosesan informasi, orang dapat menganalisis informasi menurut cara-cara yang berbeda, dari proses yang paling dangkal hingga yang paling dalam (tentang makna). Menurut Craik dan Lockhart suatu proses pengulangan informasi (rehearsal) dibedakan menjadi pengulangan untuk pemeliharaan dan untuk elaborasi atau pendalaman. Pemrosesan informasi pada tingkat yang lebih dalam akan meningkatkan kinerja penggalian kembali informasi di dalam ingatan(recall) karena adanya faktor yang menonjol (distinctiveness) dan pemerincian (elaboration).
d.                                       Rumelhart
Skemata adalah fungsi di dalam otak yang menafsirkan, mengatur dan menarik kembali informasi. Skemata juga bias diartikan sebagai kerangka mental. Skemata sangat penting untuk proses belajar membaca karena skemata menyimpan data masa lalu didalam memori yang sewaktu waktu dapat ditarik kembali.



No comments:

Post a Comment