1. Definisi dan tahapan dalam Mengingat
2. Teori tentang ingatan/Memori
3. Lupa dan prosesnya
4. Cara meningkatkan daya ingat/Memori
5. Penyakit yang mempengaruhi ingatan, diagnosis dan penyembuhan Bag 1
6. Penyakit yang mempengaruhi ingatan, diagnosis dan penyembuhan Bag 2
Langsung saja ke pembahasan teori tentang ingatan/memori
sumber : merdeka.com
Teori-
Teori Ingatan
1. Teori Ingatan STM
STM (Short-Term Memory) adalah sistem memori
berkapasitas terbatas dimana informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali
jika diulang dan diproses lebih lanjut.
Meski
memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil dari LTM tetapi STM memiliki peranan
penting dalam pemrosesan memori.
STM
memiliki kapasitas penyimpanannya yang
terbatas diimbangi oleh kapasitas pemrosesan yang juga terbatas dan terdapat
pula pertukaran konstan antara kapasitas penyimpanan dan kemampuan pemrosesan.
Didalam STM terdapat istilah yang dikenal dengan memori kerja atau working
memory didefinisikan sebagai suatu tipe meja kerja yang secara konstan
mengubah, mengkombinasikan dan memperbaharui info lama dan baru. Memori kerja menyanggah pandangan bahwa STM hanya sekedar
suatu “kotak” dikepala – semacam unit pemrosesan sederhana tempat info dikirim
ke LTM atau lenyap. Baddeley menyatakan
bahwa rentang memori kecepatan kita mengulang informasi sehingga dia tidak
setuju bila kapasitas STM hanya terbatas pada 7 item.
b. Teori Ingatan LTM
LTM (Long-Term Memory) adalah tipe memori yang
menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama secara relatif
permanen. Menurut John Van Neuman memori jangka panjang ini tidak terbatas. Hal yang paling sulit adalah menentukan letak memori
dalam otak. Meski demikian banyak studi-studi yang kini mempelajari memori
dalam kaitannya dengan neurosince kognitif. Beberapa hasil penelitian sepakat bahwa lokasi tempat
memori melibatkan seluruh bagian otak, meskipun juga terpusat dibagian-bagian
tertentu, contoh area frontal.
Menurut Chase dan Ericcson (1982) jika penyimpanan dan pengambilan informasi
dari LTM dapat dipermudah melalui latihan terus-menerus maka kemampuan
pemrosesan informasi tidak terbatas.
Penyelidikan
mengenai durasi LTM diteliti oleh Bahrick & Wittlinger (1975), menurut
mereka stabilitas rekognisi memori terhadap peristiwa yang terjadi masa lalu
dipengaruhi oleh tingkat penyandian awal dan distribusi rehearsal
(pengulangan).
Selain teori-teori yang
disebutkan diatas, masih ada teori-teori mengenai ingatan, sebagai berikut.
a.
Teori Aus
(Disuse theory)
Menurut teori ini,
memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat,
bila dilatih terus-menerus. Sejak zaman yunani sampai sekarang, masi ada
anggapan bahwa tugas guru adalah melatih ingatan muridnya. Selama sekolah orang
hanya belajar mengingat. Lagi pula, tidak selalu waktu yang mengauskan memori.
Sering terjadi, kita masi ingat pada peristiwa puluhan tahun yang lalu, tetapi
lupa kejadian seminggu yang lalu.
b.
Teori
interferensi (Interference theory)
Menurut teori ini,
memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pad meja
lilin atau kanvas itu. Katakanlah, pad kanvas itu sudah terlukis hukum
relativitas. Segara setelah itu, anda mencoba merekam hukum medan gabungan.
Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya.
Ini disebut interferensi.
c.
Teori Pengolahan
Informasi (Information Processing Memory)
Secara singkat, teori
ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pad sensory storge (gudang
inderwi), kemudian masuk shor-term memory (STM, memori jangka pendek) lalu
dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memori
jangka panjang). Otak manusia dianalogikan dengan computer.
Para ahli juga ada yang
memberikan asumsinya tentang teori-teori ingatan, yaitu.
a.
Atkinson-Shiffrin
Mengajarkan tentang
ingatan ganda yang mengasumsikan bahwa informasi yang kita miliki memasuki
ingatan jangka pendek, dimana informasi tersebut dapat dipertahankan dengan
pengulangan/dapat hilang dengan adanya peralihan. Ingatan jangka panjang
dianggap mempunyai kapasitas yang tidak terbatas tetapi mudah mengalami
kegagalan pengingatan kembali. Agar kode informasi dapat disusun menjadi
ingatan jangka panjang, informasi tersebut haruslah ditransfer kedalam ingatan
jangka pendek. Hal ini merupakan asumsi yang sangat penting yang menghubungkan
ingatan tersebut. Tetapi kita juga bias memproses materi hanya dengan ingatan
jangka panjang.
b.
Tulving
Memori dapat dilihat
sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga sistem Memori yaitu :
1.
Memori Prosedural : Memori mengenai bagaimana caranya melakukan
sesuatu. Memori ini dimiliki semua makhluk yang mempunyai keinginan untuk
belajar.
2.
Memori Semantik : Memori mengenai fakta-fakta, kebanyakan dari
Memori Semantik berbentuk verbal.
3.
Memori Episodik : Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah
dialami secara pribadi oleh individu di masa yang lalu.
Tulving mengajukan
bukti adanya sistem memori yang terpisah-pisah seperti di atas antara lain
melalui:
·
Adanya Amnesia
yang berbeda-beda, misalnya penderita amnesia yang melupakan semua Memori
Episodik (pengalaman masa lalu), tapi masih mengingat Memori Prosedural.
·
Penyakit Alzheimer’s
yang juga hanya menyerang sistem memori tertentu saja.
Bantuan isyarat
pengingatan kembali itu lebih bermanfaat dalam tes identifikasi daripada tes
ingatan maka tes identifikasi biasanya menunjukan tes identifikasi yang baik
daripada tes ingatan.
c.
Craik
dan Lockhart
Model ingatan yang
diajukan oleh Craik dan Lockhart yang menekankan pada tingkatan proses
informasi didalam ingatan. Model tingkatan pemrosesan informasi, orang dapat
menganalisis informasi menurut cara-cara yang berbeda, dari proses yang paling
dangkal hingga yang paling dalam (tentang makna). Menurut Craik dan Lockhart
suatu proses pengulangan informasi (rehearsal) dibedakan menjadi pengulangan
untuk pemeliharaan dan untuk elaborasi atau pendalaman. Pemrosesan informasi
pada tingkat yang lebih dalam akan meningkatkan kinerja penggalian kembali
informasi di dalam ingatan(recall) karena adanya faktor yang menonjol
(distinctiveness) dan pemerincian (elaboration).
d.
Rumelhart
Skemata adalah fungsi
di dalam otak yang menafsirkan, mengatur dan menarik kembali informasi. Skemata
juga bias diartikan sebagai kerangka mental. Skemata sangat penting untuk
proses belajar membaca karena skemata menyimpan data masa lalu didalam memori
yang sewaktu waktu dapat ditarik kembali.
No comments:
Post a Comment