Thursday, 7 July 2016

Psikologi Umum : Lupa dan Prosesnya

Pembahasan ke tiga tentang lupa dan prosesnya. Secara umum, materi ini masuk kedalam materi ingatan/memori, namun untuk mempermudah pemahaman pembaca , penulis membaginya dalam beberapa pembahasan. adapun pembagian materi pembahasan adalah sebagai berikut  : 


Langsung saja ke pembahasan lupa dan Prosesnya


A.                Lupa
Lupa adalah Suatu kemampuan yang tidak sanggup lagi mengingat apa-apa yang telah pernah dikuasai,baik untuk sesaat ataupun untuk jangka waktu yang lama.
lupa dan prosesnya
sumber : kawankumagz.com


1.                  Proses Lupa
a.       Apa yang talah kita ingat, disimpan dalam bagia tertentu di otak. kalau materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu akan terhapus dari otak dan kita tak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.
b.      Mungkin pula maetri itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan-perbahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
Ø  Penghalusan: materi sebuah bentuknya ke arah bentuk yang lebih simetris, lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuknya yang asli tidak ingat lagi.
Ø  Penegasan: bagian-bagian yang paling menyolok dari suatu hal adalah yang paling mengesankan, dan karena itu dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas, sehingga yang diingat hanya bagian-bagian yang menyolok dan bentuk keseluruhan tidak begitu diingat. Misalnya, kita melihat hidung sesseorang mancung. Karena terkesan oleh hidungnya, maka dalam mengingat orang itu, kita hanya ingat akan hidungnya.sedangkan bagian wajah orang itu tidak diingat lagi.
Ø  Asimilasi: sebuah bentuk yang mirip botol, misalnya: akan kita ingat debagai botol, sekalipun bentuk itu bukan botol sama sekali. Dengan demi kian kita hanya ingat akan sebuah botol, tetapi tidak ingat bentuk yang asli. Perubahan materi di sini disebabkan karena kita cenderung untuk mencari bentuk yang ideal dan lebih sempurna.
c.       Kalau kita mempelajari hal yang baru, mungkin hal-hal yang sudah pernah kita ingat, tidak dapat ingat lagi. Misalnya seorang seorang anak mengahfal nama kota-kota di Jawa Barat. Setelah itu ia menghafal nama-nama kota di Jawa Tengah. Pada waktu itu ia sudah hafal materi ke dua, materi pertama sudah lupa lagi. Denganperkataan lain, materi kedua penghambat dapat diingatnya materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya, mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk dalam ingatan, karena terhambat oleh adanya materi lain yang sudah terlebih dahulu masuk dan dipelajari. Dan hamabtan ini disebut hamabatan proaktif.
d.      Ada kalanya kita sengaja melupakan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa yang mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikan dan sebgainya, pendek kata semua hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan sengan sengaja (sekalipun proses lupa yang disengaja ini kadang-kadang tidak kita sadari, terjadi diluar alam kesadaran kita). Pada bentuk yang ekstrimnya represi  dapat menyebabkan amnesia, yaitu lupa akan nama sendiri, alamat sendiri, orangtua, anak-isteri, dan semua hal yang bersangkut paut dengan dirinya sendiri. Amnesia ini dapat ditolong atau disembuhkan melalui psikoterapi atau melalui suatu peristiwa yang begitu dramatisnya sehingga menimbulkan kejutan kejiwaan pada penderita.

2.      Penyebab Lupa
a.       Inhibisi interaktif yaitu saling mempengaruhi  antara memory traces  yang lama dengan yang baru, dimana saling mempengaruhi  tadi lebih bersifat menghambat atau menghalangi pada waktu kita akan mengingat jembali (recall), membayangkan kembali dua konsep atau dua fakta atau lebih yang pernah telah dipelajari, berarti masuk di dalam retensi secara berturut-turut, maka terjadilah semacam kompetisi di anataranya.
b.      Bahan yang dipelajari tidak atau kurang mempunyai arti. Misalnya, pada riset-riset tentang ingatan terhadap daftar kata-kata yang nonsen (tidak ada artinya) ternyata bahkan lebih sukar untuk diingat-ingat, sehingga setelah beberapa saat sajansudah banyak yang lupa.
c.       Represi atau tekanan, terutama tekanan batin dan atau emosi, juga dapat menyebabkan lupa. Misalnya, hal-hal yang tidak menyenangkan, situasi kacau, sukar untuk memproduksi hal-hal yang telah pernah dipelajari. Livine dan murrphy menemukan bahwa propaganda-propaganda yang tidak menjafi kenangan atau selera pada pemuda mudah terlupakan daripda hal-hal yang menyenangkan.
d.      Ketidak-gunaan dan perubahan-perubahan metabolisme didalam sistem saraf, yang menyebabkan memory traces di dalam otak menjadi tidak jelas, sehingga timullah gejala antrophy. Oleh karena itu menyebabkan lupa.
e.       Adanya kesiapan mental yang berbeda-beda menyebabkanlupa. Misalnya, dalam eksperimen dengan stimuli yang sama, tetapi  acuan mental yang berbeda, maka hasilnya berbeda juga.
f.       Perubahan-perubahan di dalam situasi recall. Oleh karena situasi-situasi belajar yang berbeda, maka mempengaruhi ingatan juga. Misalnya, ketika masih dirumah anak-anak hafal akan bahan-bahan yang untuk ulangan di sekolah, tetapi sampai di sekolah, alhasil banyak yang tidak teringat lagi, mereka lupa.
g.       Perubahan-perubahan struktur kognisi, sikap dan interest. Faktor-faktor ini memang amat penting di dalam proses belajar. Jadi kalau struktur kognisi, sikap atau interest berubah, maka mempengaruhi  recall juga. Misalnya, karena ulangan atau ujian yang tertunda, bahkan banyak yang lupa bahan-bahan yang telah dipeljari. Hal ini karena pada individu mengalami perubahan-perubahan psikologis tersebut diatas.
h.      Kurangnya ketahanan mental, juuga dapat menyebabkan lupa. Misalnya, rasa gemetar pada waktu akan menghadapi sesuatu, jadinya bahkan lupa apa-apa yang diingat, apa-apa yang telah dipelajari jadi hilang (lupa).


No comments:

Post a Comment