Friday 8 July 2016

Psikologi Faal : Tidur, Tahapan dan Gangguan Tidur

Pada Materi ini akan dibahas mengenai Psikologi Faal dengan materi Tidur, Tahapan dan Ganggua Tidur. Langsung saja kemateri tersebut ya.

tidur




A.    Tidur
            Tidur adalah mekanisme yang dihasilkan oleh proses evolusi untuk memaksa kita mengonsevasi energi. Mimpi juga memiliki beberapa fungsi, seperti restorasi otak dan konsolidasi memori.
B.      Tahapan Dalam Tidur
            Manusia rata-rata tidur 8 jam sehari, dan masa tidur melewati dua tahapan utama yaitu, tidur ortodoks dan tidur paradoks. Tidur ortodoks mempunya empat stadium yakni :
1.      stadium 1, pada staidum ini sebelum memulai tidur individu akan merasa santai dan mengantuk kemudian mata mengatup. Gelombang EEG broca mulai melambat (alfa). Hasil pengukuran EEG didominasi oleh gelombang patah-patah tidak beraturan yang bervoltase rendah. Aktivitas otak secara keseluruhan masih tinggi tetapi mulai menurun.
2.      stadium 2, tidur ringan sampai setengah dalam. Gelombang EEG menjadi cepat dan kecil dengan selingan gelombang kumparan.  Spindle tidur dan kompleks-K. Spindle tidur terdiri dari gelombang berfrekuensi 12-14 Hz yang berlangsung selama ledakan (aktivitas), yang berlangsung paling tidak selama setengah detik. Spindle tidur adalah hasil  dari interaksi antara sel-sel pada thalamus dan korteks yang berosilasi. Kompleks-K merupakan gelombang curam beramplitudo tinggi.
3.      stadium 3, pada stadium 3 hampir sama dengan stadium 2. Namun dalam tahapan tidur ini detak jantung, tarikan nafas, dan aktivitas otak melambat. Gelombang rambat beramplitudo besar semakin sering muncul.
4.      stadium 4, dalam stadium 4 ini tidur lebih dalam, gelombang sangat besar dan lambat. Lebih dari setengah hasil rekaman terdiri dari gelombang besar dengan durasi setengah detik. Pada tahap tiga dan empat membentuk tidur gelombang lambat (slow wave sleep-SWS).

Setelah stadium 4 tidur ortodoks, maka masuklah tidur paradox. Pada tahap tidur paradoks ini badan lemas, bola mata bergerak cepat dalam pelupuk mata yang tertutup, orang sukar dibangunkan, meski gelombang EEGnya cepat seperti saat orang terjaga. Selama stadium 1-4, debar jantung dan frekuensi pernafasan lambat. Pada stadium 4 sering terjadi mengompol dan somnabulisme. Pada tahap tidur paradoks, terjadi mimpi, peningkatan kecepatan aktivitas jntung dan respirasi. Makin dekat pagi, makin banyak massa tidur REM, sehingga makin banyak mimpi. Sementara mengompol dan somnabulisme lebih banyak terjaddi pada malam hari. Orang dewasa mempunyai pembagian tidur 20 persen tidur REM, bayi 50 persen tidur REM, manula tidur lebih sedikit, lebih sedikit REM, tanpa stadium 4.
C.    Gangguan Tidur
            Tiap individu membutuhkan jangka waktu tidur yang berbeda-beda. Tolak ukur terbaik sebagai penanda apakah kita mengalami gangguan tidur apa tidak.  Jika terus-menerus merasa lelah setelah bangun tidur, maka kita kurang tidur. kurangnya tidur merupakanpenyebab utama kecelakaan pada pekerja dan performa buruk mahasiswa. Berikut beberapa gangguan tidur:
1.      Insomnia
Beberapa penyebab insomnia antara lain, suara, suhu yang tidak nyaman, stress, nyeri, pola makan dan pengobatan. Insomnia juga timbul karena epilepsi, penyakit Parkinson, tumor otak, depresi, kegelisahan, beserta gangguan saraf dan gangguan psikologis lainnya. Banyak kasus insomnia ynag terkait dengan perubahan ritme sirkadian. Umumnya individu tertidur ketika suhu tubuh turun dan bangun ketika suhu tubuh naik. Individu yang ritme sirkadian mundur, tidak dapat tidur pada waktu biasanya, seolah-olah hypothalamus menganggap bahwa waktu belum terlalu malam. Individu yang ritme sirkadian maju dapat tidur dengan mudah, tetapi bangun tidur lebih awal dari yang biasanya. Penyebab lain dari insomsia adalah penggunaan obat penenang sebagai obat tidur, sebuah fenomena paradoks.
2.      Sleep Apnea
Salah satu penyebab khusus insomnia adalah apnea tidur, yaitu ketidak mampuan bernafas ketika tidur. sebagian besar individu di atas 45 tahun terkadang pernah mengalami periode tidak bernafas ketika tidur, yang berlangsung selama paling tidak 9 detik dari yang biasanya terjadi pada tidur REM. Penyebab dari apnea tidur antara lain gen, hormone, dan kerusakan mekanisme pengendali nafas akibat lanjut usia. Penyebab lainnya adalah obesitas terutama pada pria usia paruh baya.
3.      Narkolepsi
Sebuah kondisi yang ditandai oleh seringnya muncul periode rasa kantuk di siang hari. Kondisi tersebut menjangkiti satu di antara 1000 orang. Terdapat empat gejala utama narkolepsi :
·         Serangan rasa kantuk yang bertahap atau mendadak selama siang hari
·         Katapleksi yang sesekali muncul. Katapleksi adalah kondisi lemahnya otot pada saat individu sedang terjaga. Katapleksi sering dipicu oleh emoi yang kuat misalnya kemarahan atau kegembiraan yang memuncak.
·         Paralysis tidur yaitu ketidakmampuan bergerak ketika memasuki periode tidur atau bangaun dari tidur. penderita narkolepsi mengalami paralysis tidur lebih sering daripada individu normal.
·         Halusinasi hipnegogik yaitu pengalaman menerupai mimpi sehingga penderitanya keulitan membedakannya dengan kenyataan. Terkadang hal tersebut terjadi pada awal periode tidur.
4.      Teror Malam, Mengigau, dan Tidur Berjalan
Terror malam adalah sebuah pengalaman kegelisahan yang memuncak yang menyebabkan penderitanya terbangun dari tidur dan berteriak. Mengigau adalah hal yang umum dan tidak berbahaya. Banyak individu atau mungkin sebagian besar individu yang sesekali berbicara dalam tidur. Tidur berjalan diturunkan dalam keluarga, umumnya terjadi pada anak berumur 2-5 tahun. Tidur berjalan biasanya muncul dalam tidur tahap ketiga dan keempat pada permulaan periode tidur malam hari. Penyebabnya belum diketahui. Secara umum, tidur berjalan tidak berbahaya bagi pelakunya dan individu lain.


No comments:

Post a Comment