Friday 10 June 2016

Psikologi Pendidikan : Macam dan Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Minat

 Motivasi
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer)
untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986; Reber, 1988).


motivasi

Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1)        Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsic  siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk masa depan siswa yang bersangkutan.
2)        Motivasi ekstrinsik
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peratuaran/tata tertib sekolah, suri teladan orangtua, guru, dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses belajar materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.


Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih sisgnifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dororongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relative lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orangtua dan guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, menurut Max Darsono, antara lain:
1.      Cita-cita atau aspirasi
Cita-cita disebut juga aspirasi, yaitu suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.
Cita-cita atau aspirasi yang dimaksud disini adalah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang (Winkel, 1989). Aspirasi ini dapat bersifat positif, dapat pula bersifat negaif. Siswa yang mempunyai aspirasi positif adalah siswa yang menunjukkan hasratnya untuk memperoleh keberhasilan. Sebaliknya siswa yang mempunyai aspirasi negatif adalah siswa yang menunjukkan keinginan atau hasrat menghindari kegagalan.
Dalam beraspirasi, siswa menentukan target atau disebut juga taraf aspirasi, yaitu taraf keberhasilan yang ditentukan sendiri oleh siswa dan ia mengharapkan dapat mencapainya. Taraf aspirasi atau taraf keberhasilan ini dapat dipakai sebagai ukuran untuk menentukan apakah siswa mencapai sukses atau tidak.
2.      Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemapuan ini melputi beberapa akses psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir dan fantasi.
Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Pengamatan dilakukan dnegan memfungsikan panca indera. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekam dalam dirinya dan makin mudah mereproduksikan atau mengingat apa yang mengolahnya dengan berpikiran, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi juga sangat besar pengaruhnya terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Jadi, siswa mempunyai kemampuan belajar yang tinggi, biasanya lebih bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses, sehinga kesuksesan ini memperkuat motivasinya.

1.      Kondisi siswa
Siswa adalah makhluk hidup yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi, kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan psikologis.
2.      Kondisi lingkungan
Kondisi lingkuangan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam belajar.
Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasaranan perlu ditata dan dikelola supaya menyenangkan dan membuat siswa betah belajar. Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana dan prasarana, kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian. Misalnya, kebutuhan akan rasa aman sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kebutuhan berprestasi, dihargai, dan diakui merupakan contoh-contoh kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi, agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.
3.      Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, lemah dan bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosional siswa, gairah belajar dan sistuasi dalam keluarga.
4.      Upaya guru membelajarkan siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi belajar siswa.

 Hubungan motivasi dengan proses dan hasil belajar
Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk belajar. Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah, akibat kemampuan yang dimilikinya tidak atau kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual yang dimiliki dapat berfungsi secara optimal adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya (Hariyono, 2004).
Selain faktor-faktor diatas, menurut Bandura (1994), individu memiliki peran penting dalam pembelajaran karena dapat menentukan hal-hal yang ingin dilakukan. Individu merupakan agen aktif yang dapat mengontrol perilaku yang akan ditampilkan berdasarkan penghayatan dan interpretasi mengenai hal-hal yang dialaminya dari lingkungan. Perilaku manusi ditentukan oleh banyak faktor. Namun demikian diri individu sendirilah yang merupakan penentu apa yang akan dilakukannya yang ia lakukan dan kepercayaannya atas kemampuan yang ia miliki. Kepercayaan akan kemampuan diri ini merupakan faktor utama dari timbulnya suatu perilaku dan mempengaruhi bagaimana dia beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan.

 Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (1988), minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti:
a.        Pemusatan perhatian,
b.       Keingintahuan,
c.        Motivasi, dan
d.       Kebutuhan.

  Renniger (1992) ada 3 macam minat ;
1.        Minat Personal
Ciri-ciri kepribadian atau karakteristik personal seseorang yang relatif stabil dan abadi, diarahkan pada aktivitas atau topik yg spesifik (minat olahraga, tari, musik dll).
2.        Minat Situasional
Minat yangg dibangkitkan oleh keadaan lingkungan, sesuatu yang baru (novelty), bersifat kejutan (surprise). Ruang kelas, media, komputer, teks book dapat membangkitkan minat.
3.        Minat sebagai pernyataan psikologis
Merefleksikan minat yang interaktif dan rasional, di mana minat personal indvidu berinteraksi dengan ciri-ciri lingkungan yang menarik sehingga menjadi pernyataan minat psikologis seseorang. Misalnya siswa punya minat personal yang tinggi terhadap ilmu yang berkaitan dengan topik pada saat membaca di kelas.

  Hubungan minat dengan proses dan hasil belajar
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif  terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini seyogianya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang lebih kurang sama dengan kiat membangun sikap positif seperti terurai di muka.

Simpulan
ü Motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

ü  Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
F Motivasi intrinsik
F Motivasi ekstrinsik

ü Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, menurut Max Darsono, antara lain:
a.      Cita-cita atau aspirasi
b.     Kemampuan belajar
c.      Kondisi siswa
d.     Kondisi lingkungan
e.      Unsur-unsur dinamis dalam belajar
f.      Upaya guru membelajarkan siswa

ü Hubungan motivasi dengan proses dan hasil belajar
Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk belajar. Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah, akibat kemampuan yang dimilikinya tidak atau kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual yang dimiliki dapat berfungsi secara optimal adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya (Hariyono, 2004).

ü  Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Faktor yang mempengaruhi minat antara lain :
a.        Pemusatan perhatian,
b.       Keingintahuan,
c.        Motivasi, dan
d.       Kebutuhan.

ü  Ada tiga macam minat menurut Renniger (1992), yaitu :
·         Minat Personal
·         Minat Situasional
·         Minat sebagai pernyataan psikologis

ü  Hubungan minat dengan proses dan hasil belajar
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Guru dalam kaitan ini seyogianya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang lebih kurang sama dengan kiat membangun sikap positif.


No comments:

Post a Comment