Thursday 9 June 2016

Hipotesis Penelitian dalam Metodologi Penelitian

PENGERTIAN HIPOTESIS
Kata hipotesis berasal dari gabungan dua kata yaitu “hypo” yang berarti tersembuyi dan “theses” yang berarti pernyataan. Dengan demikian, hipotesis berarti


hipotesis


pernyataan mengenai sesuatu yang tersembunyi, atau sesuatu yang tidak diketahui kebenarannya secara pasti. Dengan kata lain, hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya. Namun demikian, hipotesis menawarkan suatu pemecahan masalah, setelah teruji secara empiris dan berdasarkan suatu penalaran yang logis.  Para ahli menafsirkan hipotesis sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih (Kerlinger,1995; Black & Champion dalam Ranjit Kumar, 1996) .
Berikut adalah definisi-definisi hipotesis menurut para ahli (dalam Chandra & Sharma, 2004) :
1.      J.S Mill.
Hipotesis adalah sebuah dugaan yang dibuat yang berdasarkan data atau bukti sehingga dianggap mengarah pada suatu kebenaran
2.      Coffey
Hipotesis adalah usaha untuk menjelaskan suatu dugaan untuk kemudian diuji secara ilmiah.

3.      Cohen & Nagel
Sebuah hipotesis memberikan arah terhadap suatu penelitian. Hipotesis mampu menjembatani proses inquiry untuk mencapai pemecahan masalah. Hipotesis berfungsi untuk mengarahkan penelitian dalam mencari fakta-fakta. Pernyataan dalam hipotsis dapat menjadi solusi atas pemecahan masalah penelitian setelah adanya pembuktian.
4.      Bruce W. Tuckman
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai harapan tentang suatu situasi berdasarkan asumsi terhadap hubungan antar variabel.
5.      R.D Carmichel.
Sains menggunakan hipotesis untuk membimbing proses berpikir. Ketika pengalaman memberitahukan bahwa suatu fenomena umumnya diikuti oleh kehadiran fenomena lainnya, maka dapat disimpulkan bahwa  fenomena “akibat” berhubungan dengan fenomena “penyebab”. Jadi hipotesis dibuat untuk menyatakan suatu bentuk hubungan antar fenomena-fenomena tersebut.
6.      Good dan Scates
Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya
Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan dalam bentuk dugaan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya.  Meskipun tidak semua penelitian menggunakan hipotesis, tetapi hipotesis berfungsi sebagai pedoman dalam pekerjaan penelitian. Pada penelitian deskriptif yang sifatnya hanya menggambarkan suatu fenomena dan pada penelitian-penelitian yang hanya memiliki satu variabel, maka tidak memerlukan hipotesis. Demikian pula pada penelitian yang sifatnya eksploratif, hipotesis tidak digunakan karena tujuannya memang bukan untuk membuktikan hubungan antar variabel namun untuk mengekplorasi suatu fenomena lebih luas dan mendalam sehingga tidak diperlukan suatu hipotesis. 
Berdasarkan uraian di atas, maka ada tiga hal yang melingkupi definisi hipotesis, yaitu :
1.      hipotesis merupakan pernyataan yang sifatnya sementara (tentative proposition)
2.      belum teruji kebenarannya;
menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih (kecuali pada penelitian deskriptif dan eksploratif).


HUBUNGAN ANTARA HIPOTESIS DENGAN TEORI
Hipotesis  merupakan suatu proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya memuat pernyataan-pernyataan hubungan yang telah diformulasikan ke dalam kerangka teoritis. Hipotesis ini, diturunkan atau bersumber dari teori  dan tinjauan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara variabel dalam hipotesis hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian  kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk menguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori tersebut.
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur maka teori tersebut harus dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata,  dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkrit yang menunjukkan fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur.  Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis.
Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-konsep (pada tingkat abstrak atau teoritis), hipotesis merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris). Hipotesis menghubungkan teori dengan realita sehingga melalui hipotesis dimungkinkan untuk dilakukan pengujian atas teori dan bahkan dapat membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam bentuk yang dapat diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-kadang hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang realita (tentative statements about reality).
Mengingat bahwa teori berhubungan dengan hipotesis, maka merumuskan hipotesis akan menjadi sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian, oleh karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah teori, maka tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, maupun memprediksi suatu fenomena/peristiwa atau hubungan antara fenomena ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam kerangka teoritis. Jadi, sumber hipotesis merupakan teori  yang disusun dalam kerangka teoritis. Oleh karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif dari teori penelitian mengenai fenomena sosial dalam hipotesis penelitian. Dengan kata lain, meskipun lebih sering terjadi bahwa penelitian berlangsung dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang terjadi hal yang sebaliknya.




FUNGSI HIPOTESIS
Penyusunan hipotesis penting untuk dilakukan oleh peneliti karena hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data. Hipotesis pun dapat menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus dikumpulkan. Contoh hipotesis yang berbunyi “ ada pengaruh yang signifikan endurance terhadap prestasi belajar matematika” dapat memberikan gambaran bahwa bentuk penelitiannya adalah penelitian korelasional yang menghubungkan antara variabel endurance dan prestasi belajar matematika. Variabel endurance menjadi penyebab yang akan memberikan kontribusi terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar matematika.  Disamping itu, hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa si peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian di bidang itu. 
Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
a.       memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian;
b.      mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti;
c.       sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh;
sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta


Oleh karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1. pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada;
2. imajinasi dan pemikiran kreatif dari peneliti;
3. kerangka analisis yang digunakan oleh peneliti; dan
4. metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.

Fungsi hipotesis menurut  Donald (2009) adalah:
1.      Memberi penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai suatu bidang, ilmuwan harus melangkah lebih jauh daripada sekedar mengumpulkan fakta-fakta yang berserakan, untuk kemudian mencari generalisasi dan antar-hubungan yang ada di antara fakta-fakta itu. Antar-hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting bagi pemahaman persoalan. Pola semacam itu tidak mungkin menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan-penjelasan. Karena hipotesis itu dapat diuji dan divalidasi (diuji keshahihannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat membantu memperluas pengetahuan.

2.      Mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara langsung dapat diuji dalam penelitian.
Suatu pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan, tatapi hanya hubungan antara variabel-variabel sajalah yang dapat diuji. Oleh karenanya yang diuji adalah hubungan antar variabel yang tercantum dalam pernyataan hipotesis. Contoh hipotesis yang berbunyi “ada pengaruh yang signifikan endurance terhadap prestasi belajar matematika” , maka pengujian dilakukan terhadap hubungan antara variabel endurance dan prestasi belajar matematika.  

3.      Memberi kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian.
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang diperlukan guna menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada peneliti tentang hal yang harus dilakukan. Fakta-fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada hubungannya dengan pernyataan tertentu. Hipotesislah yang menentukan relevansi fakta-fakta tersebut. Hipotesis dapat memberikan dasar bagi pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus digunakan. Hipotesis juga dapat menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut lebih terbatas.
Dengan demikian, hipotesis akan sangat memudahkan peneliti dalam menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis itu. Akhirnya peneliti akan dapat menyusun  laporan penelitian tentang seputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula dengan penyajian laporan penelitian yang lebih berarti dan mudah dibaca


Next

No comments:

Post a Comment