Friday 10 June 2016

Psikologi Pendidikan : Kemampuan Kognitif

Definisi Kemampuan Kognitif
            Kemampuan kognitif menurut Gage dan Berliner adalah suatu kejelasan, ketajaman, kemampuan untuk memahami sesuatu, memecahkan masalah, menggambarkan sesuatu dengan cepat, dan belajar melalui pengalaman.

kognitif

Kemampuan kognitif menjelaskan bagaimana beberapa murid terlihat belajar dengan cepat sedangkan murid yang lain di kelas yang sama, dengan buku panduan yang sama dan dengan guru-guru yang sama mengalami kesulitan dalam belajar.
Synderman dan Rothman (1987) berpendapat bahwa ada beberapa aspek penting dalam kemampuan kognitif seseorang. Ada tiga aspek yang telah disetujui yang dianggap sebagai elemen yang mencakup kemampuan kognitif, yaitu :
-          Kemampuan yang berkaitan dengan hal-hal abstrak (ide-ide, konsep, prinsip)
-          Kemampuan dalam menyelesaikan masalah, berkaitan dengan situasi baru, tidak hanya menyelesaikan namun juga merespon pada situasi yang familiar.
-          Kemampuan dalambelajar, terutama dalam mengerti dan menggunakan hal-hal abstrak yang melibatkan kata-kata dan symbol.
Estes (1982), menjelaskan secara singkat definisi dari kemampuan kogitif atau intelegensi sebagai perilaku adaptif seseorang, yang biasanya dikarakteristikkan oleh beberapa elemen dalam  pemecahan masalah dan diarahkan oleh proses kognitif (proses mental) dan operasionalnya.


Pengukuran pada Kemampuan Kognitif
            Dalam melakukan pengukuran pada kemampuan kognitif seseorang dilakukan tes yang menggunakan beberapa pertanyaan yang membuat individu itu merespon. Pertanyaan diatur dalam beberapa kelompok yang bertambah tingkat kesulitannya. Contohnya tes yang berkaitan dengan kosa kata, pemahaman paragraph, aritmatika, dan pengetahuan matematika.Tes kemampuan kognitif ini dapat dilakukan pada anak usia 6 tahun. Contoh tes lain yang dilakukan adalah dengan mengatur gambar yang telah disediakan dengan beberapa aturan yang dikenakan serta memilih beberapa pilihan dari gambar tersebut.

§  Tes Kemampuan Kognitif dan Distribusi Normal
Selama beberapa waktu di pertengahan abad ke-20, dilakukan beberapa tes pada anak-anak serta orang dewasa untuk mengukur kemampuan kognitif mereka. Hingga akhirnya menghasilkan distribusi normal, yang memiliki bentuk seperti lonceng. Distribusi frekuensi ini menampilkan jumlah orang yang mendapatkan nilai yang telah diberikan. Nilai yang diperoleh dari beberapa tes pada kelompok yang homogen cenderung menghasilkan distribusi normal, yang memiliki banyak orang pada bagian kurva tengah dan berkurangnya angka-angka terhadap garis ekstrim baik yang atas atau bawah. Hubungan diantara nilai-nilai dengan frekuensi mereka telahm emberikan makna pada berbagai aspek, yaitu pada nilai tes.
§  Stabilitas dan Keabsahan pada Tes Kemampuan Kognitif (Intelegensi)
Hasil tes yang diberikan menunjukkan bahwa tes kemampuan kognitifini stabil  dan diakui keabsahannya. Keabsahan ini sendiri adalah konsep teknik yang mengacu pada tingkat konsisten, dan hasil yang stabil.
Pengelolaan pada Kemampuan Kognitif
            Beberapa psikolog percaya pada kemampuan mental secara umum atau kecerdasan umum, yang biasa disebut g, karena semua tes yang dilakukan pada kemampuan kognitif dihubungkan dengan hal positif yang lain. Biasanya kemampuan umum ini diukur dengan memperkirakan IQ seseorang. Seseorang yang handal dalam satu macam kemampuan cenderung baik pula dalam kemampuan yang lainnya. Dan ada juga kemampuan khusus yang dimiliki seseorang. Kedua kemampuan tersebut berhubungan positif dengan kesuksesan sekolah dengan pekerjaan dan memiliki prediksi nilai untuk sukses. Pengelolaan ini penting untuk diketahui oleh para pendidik karena sangat berguna pada praktek dalam mendidik murid yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda.


Hereditas dan Lingkungan Pada Kemampuan Kognitif
            Ada dua faktor yang dominan pada karakteristik manusia yaitu hereditas atau nature dan lingkungan atau nurture keduanya sangat diperlukan untuk kepentingan manusia. Pertanyaan faktor mana yang lebih penting maka itu tidak ada artinya. Ini sama saja seperti menanyakan persegi panjang bagian mana yang paling berpengaruh yang menjadi kontribusi paling banyak di area tersebut (lebar atau panjangnya). Tanpa faktor hereditas tidak ada makanan, udara, pendidikan, atau elemen lingkungan lain yang akan membantu pertumbuhan. Dan tanpa lingkungan yang layak, maka faktor hereditas tidak memiliki kekuatan. Pertanyaan yang bijak adalah apakah berat secara relatif dari variasi dari setiap faktor contohnya variasi antara mata dan warna kulit, variasi pada hereditas membuat semuanya mempunyai perbedan. Untuk berbagai persetujuan yang telah diinvestigasi seperti hubungan antara nilai tes pada sepasang individu berbeda pada gen dan lingkungan. Hal-hal yang paling mirip adalah kembar identik yang tumbuh bersama kedua orang tua mereka. Kemudian yang menjadi saudara kandung yang hidup bersama dan berbeda dan terakhir mereka yang tidak berhubungan sama sekali. Seandainya ada anak yang diadopsi oleh orang tua angkatnya, maka tidak selalu gen yang berasal dari orang tua biologisnya yang terlihat namun pengaruh lingkungan baik yang telah diciptakan oleh orang tua angkatnya akan mempengaruhi kemampuan intelegensinya.
·         Keturunan bukanlah salah satu faktor yang paling menentukan kemampuan kognisi seseorang. Keturunan (heritability) adalah variasi ratio yang berdasarkan dari kesamaan faktor genetic dibagi dengan variasi rasio yang berdasarkan gabungan antara faktor gen dan lingkungan.
·         Perubahan IQ seseorang dapat disebabkan oleh adanya sebab dari nutrisi, faktor pembelajaran di sekolah.
Kemampuan Kognitif dan Kesuksesan
Di Sekolah
Dari goresan sejarah yang telah diberikan, kita dapat berpendapat bahwa kemampuan kognitif berkorelasi dengan kesuksesan di sekolah. Meskipun kesuksesan di sekolah itu diukur dari tingkatsan kelas, nilai rata-rata atau nilai tes yang didapatkan. Selalu ada hubungan yang positif antara nilai tes kemampuan umum kognitif dan pengukuran kesuksesan di sekolah. Ribuan korelasi telah diperhitungkan seluruhnya pada abad ke-20, dan kita tahu bahwa tidak ada kata nol atau negatif bagaimana bervariasinya murid pada setiap tingkatan kemampuan kognisi mereka. Ini seiring disebut dengan kemampuan scholastic. Contohnya nilai jarak hubungan dihitung dari 2-6 dengan nilai rata-rata 4. Jika kesuksesan akademik diukur dari tes pencapaian lebih dari kelas, hubungan cenderung lebih tinggi. Korelasi positif antara IQ dan pencapaian sekolah tidak terlalu berarti bahwa level IQ cenderung mendominasi atau berpengaruh pada level pencapaian. Itu mungkin akan menjadi bahwa kedua variabel telah berpengaruh sebagai variabel ketiga seperti lingkungan rumah. Lingkungan rumah dan orang tua melengkapi stimulus dan motivasi intelektual yang berpengaruh pada kesuksesan. Hubungan kemampuan kognitif dengan keberhasilan sekolah tidak begitu tinggi untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa beberapa murid atau mahasiswa dengan bakat skolastik tinggi bisa mendapatkan nilai yang rendah (mungkin karena kurangnya motivasi) dan lain-lain dengan bakat yang rendah bisa mendapatkan nilai tinggi (mungkin karena kuat motivasi dan kebiasaan belajar yang baik).
Di Pekerjaan
Tes kemampuan kognitif sangat kuat pengaruhya bukan hanya pada kesuksesan akademik, namun juga pada kesuksesan pada pekerjaan. Banyak dari para pekerja yang cenderung mengoptimalkan penggunaan kemampuan kognitif mereka untuk belajar tentang tugas mereka agar mendapatkan hasil kerja yang memuaskan. Kecenderunga yang terjadi apabila memiliki pengetahuan yang baik tentang bidang pekerjaannya akan memiliki performa kerja yang baik pula.
         
Maka dengan melihat skema di atas, kemampuan kognitif secara umum dapat mempengaruhi performa kerja seseorang. Namun ada beberapa pekerjaan yang menggunakan faktor lain dalam pengukuran kemampuan kognitifnya. Mereka butuh faktor pendukung dari lingkungan. Dan dalam melihat kesejahteraan ekonomi bangsa tergantung pada kemampuan kognitif para pekerjanya, ketika mereka memiliki tuntutan intelektual untuk menghasilkan kekayaan pada kotanya. 

Sekarang ini tes intelegensi atau tes kemampuan kognitif digunakan untuk memprediksi kesuksesan biasanya pada bidang pendidikan. Tes intelegensi berbeda dari tes pencapaian, yang mengukur penampilan di sekolahnya. Tes pencapaian lebih melihat pada ketrampilan (skill) seseorang bukan dari nilai IQ seseorang.

KESIMPULAN
1.      Cognitive ability atau kemampuan kognitif adalah suatu kejelasan, ketajaman, kemampuan untuk memahami sesuatu, memecahkan masalah, menggambarkan sesuatu dengan cepat, dan belajar melalui pengalaman.
2.      Pengukuran kemampuan kognisi biasa dilakukan dengan menggunakan tes.
3.      Pengelolaan kemampuan intelegensi diusahakan agar seimbang agar kemampuan yang lainnya sebaik dengan kemampuan yang menonjol pada seseorang.
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang adalah nature dan nurture.
Kesuksesan di sekolah maupun di pekerjaan seseorang juga dipengaruhi oleh kemampuan kognisi seseorang.

No comments:

Post a Comment