PERKEMBANGAN PENALARAN MORAL KOHLBERG
Perkembangan moral
didasari pada teori belajar, dimana moral dalam teori belajar merupakan
hasil rangkaian-rangkaian rangsang jawaban yang dipelajari oleh anak, antara
lain berupa hukuman dan pujian yang sering dialami oleh anak. Sebagai contoh bila
ada seseorang yang mencuri maka pencuri ini akan dihukum, disini anak menemukan
jawaban bahwa jika saya melakukan hal itu (mencuri) maka saya akan dihukum.
TEORI PERKEMBANGAN
PENALARAN MORAL KOHLBER ingin menyelidiki struktur proses berfikir yang
mendasari jawaban ataupun perbuatan-perbuatan moral. Nah, Karen disisni
pembahasannya tentang penalaran moral dan struktur proses berfikir maka kita harus tahu yang berperan dalam proses penalaran dan struktur berfikir itu, yaitu kognitif. Dalam perkembangan penalaran moral, kognitif merupakan latar
belakang yang mendasari timbulnya tingkah laku, bilamana seseorang dihadapkan
dengan suatu perbuatan yang berhubungan dengan nilai moral tertentu, bukan
dilihat perbuatannya yang nyata, melainkan factor-faktor yang mendasari
timbulnya perbuatan tersebut. Kembali ke contoh diatas, dalam contoh diatas
kita tidak tahu faktor yang membuat orang itu mencuri. Sedangkan si pencuri ini
pasti memiliki faktor yang mendasari dia kenapa harus mencuri, seperti
kekurangan harta yang menjadi faktor kenapa dia harus mencuri.
Perkembangan moral yang dicetuskan oleh Kohlberg berkembang dari perkembangan moral dari Piaget.
Piaget menyimpulkan bahwa anak melewati 2 tahap yg berbeda dalam cara berfikir
tentang moralitas.
- 4-7 tahun moralitas heteronom; suatu kewajiban ditaati, karena adanya imbalan tertentu atau takut pada ancaman orang lain.
- 7-10 tahun moralitas otonom : kesadaran manusia akan kewajibannya yang harus ditaati sebagai sesuatu yang ia kehendaki karena diyakini sebagai hal yang baik.
Untuk melengkapi pengembangan teori perkembangan moral dari
Piaget, Kohlberg menggunakan Metode sendiri. Metode melibatkan 72 anak ,
berusia 10, 13 dan 16 yang dihadapkan pada Kasus Heinz Mencuri obat untuk
istrinya, dimana obat itu baru banget diproduksi dan belum dijual bebas. Saat Heintz
mendatangi si pembuat obat ini, obat itu malah dijual dengan sangat mahal dan
tidak dapat ditawar walaupun Heinzt sudah memberitahu tentan kondisi istrinya
kepada si pembuat obat. Hasil dari metode ini menyimpulkan bahwa ada 3 tingkat
perkembangan penalaran moral yaitu :
1. Pra konvensional
Tingkatan dari kebanyakan anak dibawah usia 9 tahun dan beberapa remaja. Dimana asumsi anak
tentang moral adalah otoritas-otoritas
yang penuh kuasa yang telah menurunkan seperangkat aturan baku dimana aturan
itu harus mereka patuhi tanpa protes. Dalam tingkat ini ada 2 tahap, yaitu :
Tahap 1 : Orientasi terhadap kepatuhan dan hukumanAnak hanya mengetahui bahwa aturan-aturan ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat. Ia harus menurut atau, kalau tidak, akan memperoleh hukuman.ex : mencuri pada kasus Heintz tidak baik, melanggar hukum, dan akan dihukumPada tahap ini anak-anak masih belum bisa bicara sebagai anggota masyarakat. Mereka melihat moralitas sebagai sesuatu yang eksternal.Tahap 2 : Relativistik HedonismPada tahap ini, anak tidak lagi secara mutlak tergantung dari aturan yang ada di luar dirinya, atau ditentukan oleh orang lain. Relativisme ini bergantung pada kebutuhan dan kesenangan seseorang.ex : heinz kata mereka mungkin menganggap benar mengambil obat itu, namun tidak demikian dengan si pembuat obat.Pada tahap ini mungkin mereka berfikiri bahwa Heinz boleh mencuri obat jika dia ingin istrinya tetap hidup. Yang benar adalah apa yang bisa memenuhi kepentingan dirinya.
2. Konvensional.
Tingkatan kebanyakan
remaja dan orang dewasa
Yang “benar” adalah yang sesuai dengan harapan masyarakat
atau kelompok tertentu mengenai perilaku yang “baik”. Dalam tingakatan ini
dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :
Tahap 3 : Orientasi mengenai anak yang baik.Anak memperlihatkan orientasi perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang lain. Masyarakat adalah sumber yang menentukan, apakah perbuatan seseorang baik atau tidak.Ex : Heinz seorang pria yang baik yang ingin menyelamatkan istrinya, dan niatnya baik.Tingkah laku yg diekpresikan akan dirasakan seluruh komunitas, “siapapun” benar, jika bertindak seperti Heinz.Tahap 4 : Memelihara Tatanan Sosial.Pada tahap ini perbuatan baik yang diperlihatkan seseorang bukan hanya agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakatnya, melainkan bertujuan agar ikut mempertahankan aturan-aturan atau norma-norma social.Ex : Motif Heinz baik, namun tidak setuju dengan perilaku mencurinyaMembuat keputusan moral dari perspektif masyarakat secara menyeluruh, dan berfikir menurut perspektif sebaga anggota masyarakat yang mematuhi seluruh aturan.
3. Post Konvensional
yang benar didefinisikan atas dasar hak asasi manusia yang
umum dan universal, nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang wajib digunakan baik
oleh masyarakat maupun individu. Pada tingkat ini juga dibagi menjadi 2
tahapan, yaitu :
Tahap 5 : Kontrak sosial dan hak-hak individualPada tahap ini ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan social dengan masyarakat.ex : pada umumnya mereka tidak ingin heinz melanggar aturan, hukum dan aturan adalah kontrak sosial yang setuju kita pegang sampai kita bisa mengubahnya lewat cara-cara yang demokratis. Meskipun begitu, hak istri untuk hidup merupakan sebuah hal moral yang harus dilindungi.Tahap 6 : Prinsip UniversalBerkembangnya norma etik (kata hati) untuk menentukan perbuatan moral dengan prinsip universal.ex : Semua pihak, si pembuat obat, Heinz dan istrinya mengambil peran sebagai orang lain. Jika si pembuat melakukan ini, akhirnya dia akan menyadari bahwa hidup harus diprioritaskan daripada hak milik. Dengan demikian mereka akan setuju kalau istri Heinz harus diselamatkan.
Demikian sedikit share tentang teori perkembangan penalaran
moral dari Kohlberg, silahkan dishare kalau dirasa bermanfaat.
No comments:
Post a Comment