Menganalisa dan Memodifikasi Perilaku
salah satu klien saya, masalah percaya diri
Pada dasarnya setiap perilaku
yang tidak kita inginkan dapat dikurangi intensitasnya bahkan bisa diubah namun
bukan berarti merubah trait atau sifat seseorang. Sebagai contoh, bila kita
merasa marah dan cara meluapkannya dengan membanting sesuatu, memaki dan
sebagainya, sebenarnya dapat diubah perilakunya. Disini bukan berarti kita
merubah marahnya, marah itu trait/sifat yang dalam bahasa psikologinya temperament
tapi yang kita ubah adalah cara meluapkan marah dengan lebih produktif. Dulunya
ketika saya marah biasanya saya membanting barang, pintu memaki yang semuanya
malah berujung pada penyesalan dan saya merasa itu tidak produktif. Mulailah saya
belajar memodifikasi perilaku marah kebentuk lain seperti diam, tidur, nonton
tv atau main keluar rumah. Memang tidak produktif juga sebenarnya cara saya
mengaktualkan rasa marah tersebut tetapi setidaknya modifikasi perilaku marah
saya tidak merugikan diri saya dan orang lain. Disini akan dibahas tentang
memodifikasi perilaku yang dihasilkan dari perasaan trauma, phobia dan
ketergantungan obat serta rokok.
Karakteristik dalam Menilai Perilaku
Pada dasarnya perilaku bukan
disebabkan karena motif yang mendasari tapi melihat dan mengamati perilaku secara
langsung yang disebabkan karena perubahan kondisi & situasi. Balik ke
contoh diatas, rasa marah pada diri saya bukanlah dorongan yang ingin saya
munculkan akan tetapi rasa marah itu timbul karena perubahan situasi dan
kondisi, bisa jadi karena saya dicela ataupun asupan logistik kurang (laper).
hehe
Jadi bila saya ingin merubah
perilaku maka saya akan memberikan penilaian pada perilaku yang berkonsentrasi
pada aspek-aspek prilaku yang dapat diubah & yang memerlukan perubahan. Aspek
dan perilaku yang dapat diubah dan memerlukan perubahan pada kasus marah pada
diri saya adalah membanting barang, pintu dan memaki. Maka ini perilaku ini
dapat diubah dengan diam, tidur, nonton tv dan main keluar rumah.
Nah sekarang bagaimana sih
biasanya para terapis menilai dan merubah perilaku seorang klien? Tetap dibaca
sampai tuntas yaa
Penilaian Perilaku langsung
Terapis biasanya menilai perilaku
dengan mengamati perilaku secara langsung melihat masalah & memilih
treatment yang objektif. Terapis yang sudah punya jam terbang tinggi biasanya
tidak sulit dalam melihat masalah klien dan langsung memilih treatment yang
tepat. jadi klien tidak perlu waktu lama
untuk mengubah perilakunya.
Terapis juga biasanya menggunakan
jenis data yang dikumpulkan berdasarkan :
- situational behavior sampling ex:fears & avoidance behavior
- perilaku verbal : meminta klien untuk mencatat kondisi peningkatan & penurunan kecemasan /stimulus yang membuat klient tidak nyaman
- finding effective rewards; Dengan menemukan penguat/ reinforcer yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, jika ditemukan dapat berfungsi sebagai insentif dlm terapi untuk mengubah seseorang kearah yang lebih positif. Nah kembali lagi ke contoh marah saya, dalam hal ini saya perlu menemukan penguat supaya marah saya jauh dari kesan destruksi. Penguat saya dalam merubah perilaku marah saya adalah kesan tetangga kepada saya. Saya di cap A, B, C, D lah. Dari sini muali saya merenung, saya tidak mau di cap seperti itu sehingga sampai sekarang ketika saya marah saya lebih memilih diam. Nah buat kalian yang mau merubah perilaku, sebagai self healing saja ini kunci pertama. Temukan penguat dalam merubah perilaku itu
Menilai Kondisi dalam mengontrol Perilaku
Kita perlu mengetahui apakah pola
respon benar2 dikontrol / disebabkan kondisi tertentu. Untuk memahami perilaku
kita perlu mengetahui kondisi yang menyebabkanya. Kunci kedua dalam merubah perilaku
adalah mengetahui kondisi yang menyebabkannya. Ketika saya tahu kondisi
yang menyebabkan saya jadi marah, maka awalnya akan saya hindari secara mutlak.
Artinya langsung berpaling dari kondisi tersebut. Namun secara perlahan saya
coba untuk menghadapi kondisi itu yang akhirnya tanpa berpaling pun saya dapat
mengatasi rasa marah yang muncul.
Well, sampai sini sudah kita
bahas bagaimna menilai perilaku dan apa yang diperlukan dalam merubahnya. Selanjutnya,
senjata pamungkas dalam merubah perilaku itu sendiri. Bagaimana merubahnya
Unntuk merubah perilaku kita
memerlukan usaha untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh individu terhadap
rangsang yg membangkitkan kecemasan dalam bahasa psikologinya disebut Desensitization : overcoming anxiety. Dimana
langkah-langkahnya mencangkup :
- Menetapkan hirarki stimulus kecemasan: terapis membantu klien mengindentifikasi situasi yang membangkitkan emosi dan dihindari bisanya dalam proses wawancara, diranking dari yang teringan sampai dengan yang terberat
- Training the incompatible response (relaksasi): belajar menghambat kecemasan dengan relaksasi
- Mengasosiasikan stimulus kecemasan & incompatible responses: klien diberikan stimulus yang membangkitkan kecemasan namun klien dibantu untuk tetap tenang.
Dengan desensitisasi hubungan
antara stimulus yang tidak disukai dan kecemasan menjadi berkurang, hubungan
stimulus dengan reaksi relaksasi diperkuat. Nah desensitisasi ini biasanya
digunakan untuk memodifikasi fobia &
mengurangi kecemasan
Condition Aversion: Making
Stimuli Unattractive: Stimilus positif dapat dinetralisisr jika disajikan dengan
rangsang yang tidak menyenangkan, ex: mengobati ketergantungan kokain yg
diberikan obat mual saat menghirup kokain. Cara ini merupakan jalan terakhir
& tidak dipaksakan pada klien, Nah Conterconditioning ini akhirnya
membentuk kontrol diri pada individu.
Pada dasarnya, merubah perilaku berarti :
- bukan memberikan reinforcement pada perilaku yang tidak diinginkan namun sebaliknya memberikan perhatian, penguatan pada prilaku yang diinginkan
- Symptom Subtitution, bagus untuk orang yang ingin berhenti merokok. Dapat mengganti rokok dengan permen atau memberikan zat mual di rokoknya (tentunya dengan pengawasan terapis) agar akhirnya timbul perasaan bahwa merokok todak enak
- Evaluating the consequences of behavior, not the person. Mengevaluasi atau menilai akibat dari perilakunya bukan mengevaluasi atau menilai orangnya. Caranay dengan mengajak berfikir bahwa akibat dari perilakunya dapat menyebabkan kerugian untuk dirinya, keluarga atau orang terdekat.
"Merubah perilaku bukan berarti perilaku lama tidak akan kembali. Ketika anda berhasil merubah perilaku usaha selanjutnya adalah mempertahankan perilaku itu. Sama seperti minum obat ketika anda sakit, obat dapat menyembuhkan penyakit anda tapi bukan berart penyakit anda tidak akan datang lagi. Maka anda perlu mempertahankan kesehatan anda supaya tidak jatuh sakit kembali"
No comments:
Post a Comment