Monday 1 August 2016

Psikologi Perkembangan : Perkembangan Psikososial

TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
ERIK H. ERIKSON

perkembangan psikososial
sumber : google.com


Teori perkembangan psikososial menjelaskan bahwa setiap manusia mulai dari lahir hingga menjelang maut memiliki tugas perkembangan. Dimana bila tugas perkembangan ini tidak terselesaikan akan menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak diinginkan. Sebaliknya, selesainya tugas perkembangan tiap rentang umur seseorang akan menunjukan kematangan individu dan berperilaku sesuai yang diharapkan.

Teori perkembangan psikososial dipelopori oleh Erik H. Erikson. Teori perkembangan psikososial merupakan kepanjangan atau dipengaruhi oleh teori psikoseksual yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Walau demikian, dalam teori perkembangan psikososial yang diterangkan oleh Erikson ada teori Freud yang diserap dan ada juga yang dikembangkan. Adapun yang diserap oleh Erikson dalam teori perkembangan psikososial dari teori psikoseksual Freud sebagai berikut :

·         Struktur psikologis, unconscious dan conscious.
·         Psikosexsual stage
·         Kontinum normal – abnormal
·         Metodologi psikoanalisis

Dan yang dikembangkan dalam teori psikososial dari teori psikoseksual dari Freud adalah sebagai berikut :
·         8 tahap psikososial ( rentang hidup )
·         Perkembangan identitas
·         Mengembangkan metodologi psikoanalisis.

Dalam membuat teori sudah seharusnya dilandasi oleh asumsi dasar. Begitu pula teori psikososial yang dipelopori oleh Erik H.Erikson.  Asumsi dasar munculnya teori perkembangan psikososial yang diterangkan oleh Erikson adalah :

·         perkembangan kepribadian manusia terjadi sepanjang rentang kehidupan
·         perkembangan kepribadian manusia dipengaruhi oleh interaksi sosial—hubungan dengan orang lain
·     perkembangan kepribadian manusia ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan seseorang mengatasi krisis yang terjadi pada setiap tahapan sepanjang rentang kehidupan.

8         TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL MENURUT ERIK H. ERIKSON


perkembangan psikososial erikson


a.       Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 12 bulan)
·         Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
·         Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari lingkungan masyarakat, pengasingan.
·         Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman akan menghasilkan kepercayaan pada anak. Akan tetapi pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat maka bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur yang buruk.

b.      Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) -- todler (1-3 tahun)
·         Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri
·         Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah
·    Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju, berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Pada tahap ini juga mulai terbentuk kontrol diri pada anak.
·    Hal yang seharusya diperhatikan oleh orang tua adalah kemandirian toddler. Dimana jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak memiliki kepribadian yang ragu-ragu dan jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan menjadi pemalu.

c.       Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun)
·  Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri.
·     Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi
·     Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.
·   Pembatasan dan mencegah anak akan berdampak pada perkembangan inisiatif anak. Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua akibat dari pembatasan dan pencegahan itu. Pada tahap ini juga anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain.

d.      Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun)
·         Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa bersaing dan ketekunan.
·         Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
·       Pada tahap ini anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian. Pada tahap ini juga anak sangat dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
·     Perasaan inferior terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha anak untuk belajar bagaimana sesuatu bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau merupakan masalah tang menyebabkan  ketidaksuksesan anak di sekolah, ketidaksuksesan dalam perkembangan ketrampilan fisik dan mencari teman.

e.      Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) -- remaja (12 - 18 tahun)
·         Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri
·         Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu menemukan identitas diri
·         Individu mengembangkan penyatuan rasa “ diri sendiri”.
·         Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku.
·         Kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas  menyebabkan kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan.

f.        Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) – dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun)
·         indikator positif : berhubungan intim (erat) dengan orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain.
·         Indikator negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya hidup atau karir
·    Pada tahap ini individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang mungkin termasuk pasangan seksual. Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan mengembangkan keintiman. Seseorang yang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa sendiri.

g.       Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri – dewasa tengah (45 – 65 tahun)
·         indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan orang lain
·         indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa nyaman
·    Orang dewasa memikirkan bagaimana membimbing generasi selanjutny serta mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan dating. Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan materi, perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.

h.      Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas)
indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu yang berharga dan unik. Siap menerima kematian
indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain.
Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan penerimaan hidup serta kematian. Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.

Evaluasi teori
Keunggulan
       Pengembangan teori psikoanalis
       Mampu mengintegrasikan sejumlah besar situasi berdasarkan kehidupan sehari-hari.
Kelemahan
       Tidak menjelaskan bagamana seorang anak maju dari satu tahap ke tahap berikutnya dan bagamana ia menghadapi krisis pada tahap itu.



No comments:

Post a Comment