Tuesday 9 August 2016

News : Cara Memodifikasi Perilaku

Menganalisa dan Memodifikasi Perilaku


cara merubah atau memodifikasi perilaku
salah satu klien saya, masalah percaya diri




Pada dasarnya setiap perilaku yang tidak kita inginkan dapat dikurangi intensitasnya bahkan bisa diubah namun bukan berarti merubah trait atau sifat seseorang. Sebagai contoh, bila kita merasa marah dan cara meluapkannya dengan membanting sesuatu, memaki dan sebagainya, sebenarnya dapat diubah perilakunya. Disini bukan berarti kita merubah marahnya, marah itu trait/sifat yang dalam bahasa psikologinya temperament tapi yang kita ubah adalah cara meluapkan marah dengan lebih produktif. Dulunya ketika saya marah biasanya saya membanting barang, pintu memaki yang semuanya malah berujung pada penyesalan dan saya merasa itu tidak produktif. Mulailah saya belajar memodifikasi perilaku marah kebentuk lain seperti diam, tidur, nonton tv atau main keluar rumah. Memang tidak produktif juga sebenarnya cara saya mengaktualkan rasa marah tersebut tetapi setidaknya modifikasi perilaku marah saya tidak merugikan diri saya dan orang lain. Disini akan dibahas tentang memodifikasi perilaku yang dihasilkan dari perasaan trauma, phobia dan ketergantungan obat serta rokok.

Karakteristik dalam Menilai Perilaku

Pada dasarnya perilaku bukan disebabkan karena motif yang mendasari tapi melihat dan mengamati perilaku secara langsung yang disebabkan karena perubahan kondisi & situasi. Balik ke contoh diatas, rasa marah pada diri saya bukanlah dorongan yang ingin saya munculkan akan tetapi rasa marah itu timbul karena perubahan situasi dan kondisi, bisa jadi karena saya dicela ataupun asupan logistik kurang (laper). hehe

Jadi bila saya ingin merubah perilaku maka saya akan memberikan penilaian pada perilaku yang berkonsentrasi pada aspek-aspek prilaku yang dapat diubah & yang memerlukan perubahan. Aspek dan perilaku yang dapat diubah dan memerlukan perubahan pada kasus marah pada diri saya adalah membanting barang, pintu dan memaki. Maka ini perilaku ini dapat diubah dengan diam, tidur, nonton tv dan main keluar rumah.

Nah sekarang bagaimana sih biasanya para terapis menilai dan merubah perilaku seorang klien? Tetap dibaca sampai tuntas yaa

Penilaian Perilaku langsung

Terapis biasanya menilai perilaku dengan mengamati perilaku secara langsung melihat masalah & memilih treatment yang objektif. Terapis yang sudah punya jam terbang tinggi biasanya tidak sulit dalam melihat masalah klien dan langsung memilih treatment yang tepat.  jadi klien tidak perlu waktu lama untuk mengubah perilakunya.

Terapis juga biasanya menggunakan jenis data yang dikumpulkan berdasarkan :

  1. situational behavior sampling ex:fears & avoidance behavior
  2. perilaku verbal : meminta klien untuk mencatat kondisi peningkatan & penurunan kecemasan /stimulus  yang membuat klient tidak nyaman
  3. finding effective rewards; Dengan menemukan penguat/ reinforcer yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, jika ditemukan dapat berfungsi sebagai insentif dlm terapi untuk mengubah seseorang kearah yang lebih positif. Nah kembali lagi ke contoh marah saya, dalam hal ini saya perlu menemukan penguat supaya marah saya jauh dari kesan destruksi. Penguat saya dalam merubah perilaku marah saya adalah kesan tetangga kepada saya. Saya di cap A, B, C, D lah. Dari sini muali saya merenung, saya tidak mau di cap seperti itu sehingga sampai sekarang ketika saya marah saya lebih memilih diam. Nah buat kalian yang mau merubah perilaku, sebagai self healing saja ini kunci pertama. Temukan penguat dalam merubah perilaku itu

Menilai Kondisi dalam mengontrol Perilaku

Kita perlu mengetahui apakah pola respon benar2 dikontrol / disebabkan kondisi tertentu. Untuk memahami perilaku kita perlu mengetahui kondisi yang menyebabkanya. Kunci kedua dalam merubah perilaku adalah mengetahui kondisi yang menyebabkannya. Ketika saya tahu kondisi yang menyebabkan saya jadi marah, maka awalnya akan saya hindari secara mutlak. Artinya langsung berpaling dari kondisi tersebut. Namun secara perlahan saya coba untuk menghadapi kondisi itu yang akhirnya tanpa berpaling pun saya dapat mengatasi rasa marah yang muncul.

Well, sampai sini sudah kita bahas bagaimna menilai perilaku dan apa yang diperlukan dalam merubahnya. Selanjutnya, senjata pamungkas dalam merubah perilaku itu sendiri. Bagaimana merubahnya

Unntuk merubah perilaku kita memerlukan usaha untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh individu terhadap rangsang yg membangkitkan kecemasan dalam bahasa psikologinya disebut Desensitization : overcoming anxiety. Dimana langkah-langkahnya mencangkup :

  1. Menetapkan hirarki stimulus kecemasan: terapis membantu klien mengindentifikasi situasi yang membangkitkan emosi dan dihindari bisanya dalam proses wawancara, diranking dari yang teringan sampai dengan yang terberat
  2. Training the incompatible response (relaksasi): belajar menghambat kecemasan dengan relaksasi
  3. Mengasosiasikan stimulus kecemasan & incompatible responses: klien diberikan stimulus yang membangkitkan kecemasan namun klien dibantu untuk tetap tenang.

Dengan desensitisasi hubungan antara stimulus yang tidak disukai dan kecemasan menjadi berkurang, hubungan stimulus dengan reaksi relaksasi diperkuat. Nah desensitisasi ini biasanya digunakan untuk memodifikasi fobia & mengurangi kecemasan

Condition Aversion: Making Stimuli Unattractive: Stimilus positif dapat dinetralisisr jika disajikan dengan rangsang yang tidak menyenangkan, ex: mengobati ketergantungan kokain yg diberikan obat mual saat menghirup kokain. Cara ini merupakan jalan terakhir & tidak dipaksakan pada klien, Nah Conterconditioning ini akhirnya membentuk kontrol diri pada individu.

Pada dasarnya, merubah perilaku berarti :

  1. bukan memberikan reinforcement pada perilaku yang tidak diinginkan namun sebaliknya memberikan perhatian, penguatan pada prilaku yang diinginkan
  2. Symptom Subtitution, bagus untuk orang yang ingin berhenti merokok. Dapat mengganti rokok dengan permen atau memberikan zat mual di rokoknya (tentunya dengan pengawasan terapis) agar akhirnya timbul perasaan bahwa merokok todak enak
  3. Evaluating the consequences of behavior, not the person. Mengevaluasi atau menilai akibat dari perilakunya bukan mengevaluasi atau menilai orangnya. Caranay dengan mengajak berfikir bahwa akibat dari perilakunya dapat menyebabkan kerugian untuk dirinya, keluarga atau orang terdekat.

"Merubah perilaku bukan berarti perilaku lama tidak akan kembali. Ketika anda berhasil merubah perilaku usaha selanjutnya adalah mempertahankan perilaku itu. Sama seperti minum obat ketika anda sakit, obat dapat menyembuhkan penyakit anda tapi bukan berart penyakit anda tidak akan datang lagi. Maka anda perlu mempertahankan kesehatan anda supaya tidak jatuh sakit kembali"

No comments:

Post a Comment